Kamis 21 Oct 2021 05:22 WIB

PUPR Tingkatkan Pengairan Irigasi di Tasikmalaya dan Ciamis

Pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air.

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Suasana pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang berbatasan dengan Kabupaten Ciamis itu nantinya akan menampung  81,44 juta meter kubik air sebagai sumber irigasi lahan seluas 11.950 hektare serta dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), obyek wisata dan juga konservasi air tanah. Pembangunan sudah mencapai 54 persen dengan target rampung pada 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Suasana pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang berbatasan dengan Kabupaten Ciamis itu nantinya akan menampung 81,44 juta meter kubik air sebagai sumber irigasi lahan seluas 11.950 hektare serta dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), obyek wisata dan juga konservasi air tanah. Pembangunan sudah mencapai 54 persen dengan target rampung pada 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan di sejumlah daerah untuk mewujudkan ketahanan air dan ketahanan pangan nasional. Salah satu bendungan yang tengah diselesaikan adalah Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis Provinsi Jawa Barat. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air. Dengan begitu dapat memasok air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir. 

"Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (20/10).

Bendungan Leuwikeris merupakan salah satu Program Strategis Nasional Bidang Sumber Daya Air yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020. Bendungan tersebut mampu menampung air 45,35 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 11,216 hektare di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Cilacap.

"Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Leuwikeris dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun," jelas Basuki. 

Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Ditjen SDA Sugeng Harianto mengatakan proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris juga menyertakan pembangunan terowongan dan jembatan. Selain itu juga jalan akses menuju quarry Gunung Pengajar untuk pengambilan material pada pembangunan Mercu atau material penutup. 

"Diperkirakan nanti November 2021 kita akan melakukan penutupan  sungai atau river klausul dan selesah itu dilakukan pembangunan Mercu Bendungan. Untuk materialnya diambil dari Gunung Pengajar, sehingga pembuatan by pass juga turut membangkitkan perekonomian masyarakat di Gunung Pengajar," jelas Sugeng. 

Pembangunan Bendungan Leuwikeris memberikan lima manfaat bagi masyarakat di kabupaten dan kota sekitar yakni suplai air irigasi untuk Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare. Begitu juga dengan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektare, sehingga dapat mendorong peningkatan indeks pertanian (IP). 

"Selama ini air yang terbuang ke laut  kan tidak termanfaatkan, akhirnya ada beberapa daerah irigasi yang IP nya tidak sampai 150 persen. Artinya kalau ada 100 hektare, hanya tanam sekali setahun. Nah dari tambahan 11,216 hektare tadi, ada penambahan IP kurang lebih 250 persen dalam satu tahu," ungkap Sugeng.  

Manfaat lainnya untuk menyediakan air baku sebesar 845 liter/detik untuk Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Ciamis. Selanjutnya mereduksi banjir sebesar 11,7 persen xari 509,7 meter kubik perdetik menjadi 450,02 meter kubik perdetik, potensi menjadi sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW), destinasi pariwisata, kawasan konservasi air tanah, dan perikanan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement