Kamis 21 Oct 2021 04:38 WIB

Musim Hujan, BPBD Sukabumi Petakan Kawasan Rawan Bencana

Kecamatan Cikole memiliki tingkat kerawanan bencana tertinggi di kota Sukabumi

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Suasana pelatihan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk para relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) PMI Kota Sukabumi dalam tangank Covid-19, Kamis (19/8).
Foto: dok. Istimewa
Suasana pelatihan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk para relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) PMI Kota Sukabumi dalam tangank Covid-19, Kamis (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi melakukan pemetaan wilayah yang rawan bencana. Langkah ini dilakukan di tengah tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini yang berpotensi meningkatkan kasus bencana.

'' Kami sudah memetakan kawasan rawan bencana di tengah tingginya intensitas hujan,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardhani kepada wartawan, Rabu (20/10). Di mana ada daerah yang tinggi kerawananya hingga yang terendah.

Dari pemetaan lanjut Imran, Kecamatan Cikole memiliki tingkat kerawanan  bencana tertinggi dibandingkan enam kecamatan lainnya di Kota Sukabumi. Sementara untuk kecamatan dengan tingkat kerawanan bencana terendah berada pada Kecamatan Cibeureum.

BPBD Kota Sukabumi ungkap Imran, sejak pertengahan bulan September, telah menyebarkan surat edaran Wali Kota tentang waspada bencana hidrometeorologi. Di mana isinya mengajak semua pihak untuk waspada menghadapi segala potensi bencana hidrometeorologi seperti cuaca ekstrem hujan lebat yang disertai angin kencang.

Sebagai bentuk kesiapan lainnya lanjut Imran, BPBD Kota Sukabumi juga telah membuat peta daerah rawan bencana yang diantaranya memuat informasi mengenai jumlah warga yang berada di daerah berpotensi bencana. Di sisi lain untuk semakin meningkatkan kewaspadaan, BPBD bersama pihak kelurahan tengah menggelar pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diikuti oleh para ketua RT dan RW.

" Selain Covid yang harus diwaspadai adalah bencana karena sekarang mulai masuk musim hujan dan cuaca ekstrem," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Sehingga aparat wilayah dan masyarakat mempersiapkan diri ketika ada bencana.

Terutama perhatikan terkait sampah. Sebab terjadinya musibah salah satunya karena penumpukan sampah di drainase atau saluran air. Fahmi mendorong untuk menggiatkan Jumat bersih dan pastikan tidak ada saluran air yang tersumbat karena sampah. Warga juga diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah pada tempatnya.

Di sisi lain BPBD akan memberikan arahan terkait apa yang harus dimiliki ketika berhadapan dengan bencana yang tidak bisa diprediksi. Sebelum kedatangan tim dari BPBD, ketua RT, RW dan linmas bisa antisipasi lebih awal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement