Selasa 19 Oct 2021 06:11 WIB

Syekh Ihsan Dahlan Al-Jampesi, Dai yang Produktif (I)

Bagi kalangan pesantren, rasarasanya Siraj ath-Thalibin bukanlah sebuah kitab yang as

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ulama tempo dulu mengajar para santrinya.
Foto: gahetna.nl
Ulama tempo dulu mengajar para santrinya.

IHRAM.CO.ID, Bagi kalangan pesantren, rasarasanya Siraj ath-Thalibin bukanlah sebuah kitab yang asing. Karya Syekh Ihsan Dahlan al-Jampesi itu sering dipakai banyak pondok pesantren di Indonesia. Isinya mengulas ilmu-ilmu tasawuf dari berbagai aspek dan perspektif. Fokusnya mengulas atau mengomentari secara kritis (syarah) Minhaj al-Abidin karya sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali.

Kitab Siraj al-Thalibin disusun pada tahun 1933. Naskahnya diterbitkan pertama kali kira-kira tiga tahun kemudian oleh penerbit dan percetakan an-Banhaniyah milik Salim Bersaudara, yakni Syekh Salim bin Sa'ad dan saudaranya Achmad. Pihak itu berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga

Salim Bersaudara kerap bekerja sama dengan pihak luar negeri, terutama percetakan di Kairo, Mesir, yakni Mustafa al-Baby Halabi. Yang terakhir itu merupakan sebuah perusahaan percetakan besar di Negeri Piramida. Banyak buku, terutama yang mengusung ilmu-ilmu agama Islam, telah diterbitkannya. Termasuk di dalamnya, karya ulama-ulama abad pertengahan, semisal Imam al-Ghazali.

Karena itu, pihak Mustafa al-Baby dengan antusias menyambut naik cetaknya Siraj ath-Thalibin. Karya Syekh Ihsan Dahlan itu terdiri atas dua jilid (juz). Yang pertama berisikan 419 halaman. Adapun jilid kedua mencapai tebal 400 halaman.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement