Ahad 17 Oct 2021 23:07 WIB

Studi Temukan Bahaya Suplemen Omega-3 bagi Jantung

Konsumsi suplemen omega-3 disebut bisa ganggu irama jantung.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Konsumsi suplemen omega-3 disebut bisa ganggu irama jantung.
Foto: Pixnio
Konsumsi suplemen omega-3 disebut bisa ganggu irama jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa suplemen minyak ikan dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung. Secara khusus, saat konsumsi adalah mencapai di atas satu gram per hari. 

Menurut penelian tersebut, omega-3 dalam bentuk kapsul erat kaitannya dengan peningkatan risiko dari kondisi fibrilasi atrium atau dikenal sebagai a-fib, di mana membuat bilik atas jantung bergetar secara kacau. Meski tidak langsung mengancam nyawa seseorang, ini bisa menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung atau stroke. 

Baca Juga

Meski penelitian menemukan peningkatan risiko a-fib di antara pengguna omega-3, namun yang lain tidak. Christine Albert, seorang profesor kardiologi di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles yang melakukan meta-analisis telah mengumpulkan hasil dari tujuh uji klinis yang menguji obat dan suplemen omega-3. 

“Dengan meta-analisis, Anda dapat melihat apakah ada efek yang tidak terdeteksi dalam satu percobaan,” ujar Albert, dilansir US News, Ahad (17/10). 

Penelitian melibatkan lebih dari 81.000 pasien. Secara keseluruhan, Albert dan tim menemukan peserta yang diberi omega-3 lebih mungkin mengembangkan a-fib selama lima tahun. 

Apa yang perlu diperhatikan adalah tentang dosis. Diantara pasien yang mengkonsumsi lebih dari satu gram per hari, risiko a-fib menjadi 49 persen lebih tinggi. Sementara, hanya 12 persen bagi pasien yang mengkonsumsi satu gram atau kurang per hari. 

Asam lemak omega-3 sering diberikan oleh dokter untuk orang dengan trigliserida sangat tinggi. Ini merupakan sejenis lemak darah yang terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

Vascepa juga telah terbukti menurunkan risiko serangan jantung dan stroke bila dikonsumsi bersama dengan statin penurun kolesterol. Namun, itu tidak tepat saat obat omega-3 lain atau suplemen dijual secara bebas.

Albert mengatakan bahwa orang yang telah diberi resep omega-3 tidak boleh berhenti meminumnya sendiri. Namun, mereka dapat berbicara dengan dokter mereka tentang risiko a-fib jika belum melakukannya.

Pada saat yang sama, Albert mengatakan setiap orang harus waspada terhadap kemungkinan mengembangkan a-fib saat mengonsumsi omega-3. Termasuk dalam mengetahui gejala potensial, seperti detak jantung yang cepat, berdebar-debar, dan pusing.

Untuk suplemen yang dijual bebas, Albert menyarankan agar orang-orang selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Meski dipasarkan sebagai suplemen, ini tidak bisa dianggap aman sepenuhnya, selain belum cukup bukti bahwa terdapat manfaat besar bagi jantung.

"Anggap saja seperti minum obat, dan bicarakan dengan dokter Anda apakah itu tepat untuk Anda," jelas Albert.

American Heart Association (AHA) mendorong orang untuk mendapatkan omega-3 dari konsumsi ikan secara langsung. Bagaimanapun, ikan adalah sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik, serta kaya dengan protein dan banyak nutrisi penting lainnya.

Secara khusus, disebutkan bahwa seseorang sebaiknya harus mengkonsumsi dua porsi ikan seperti salmon, trout atau tuna setiap minggunya. Linda Van Horn, anggota komite nutrisi AHA mengatakan bahwa suplemen minyak ikan tidak sama. 

Tidak jelas mengapa mengonsumsi omega-3 dapat meningkatkan risiko a-fib, meskipun suplemen cenderung menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Namun, a-fib, yang merupakan masalah dengan aktivitas listrik jantung, berbeda dengan serangan jantung dan stroke, di mana ini biasanya disebabkan oleh penyumbatan di arteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement