Sabtu 16 Oct 2021 19:59 WIB

Kronologi Tragedi Susur Sungai Ciamis yang Tewaskan 11 Siswa

Polisi Jelaskan Kronologi Tragedi Susur Sungai Ciamis yang menewaskan 11 orang siswa.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bayu Hermawan
Kapolres Ciamis, AKBP Wahyu Broto Narsono, menjelaskan kronologi peristiwa susur sungai yang mengakibatkan 11 siswa MTs di Ciamis meninggal dunia, Sabtu (16/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kapolres Ciamis, AKBP Wahyu Broto Narsono, menjelaskan kronologi peristiwa susur sungai yang mengakibatkan 11 siswa MTs di Ciamis meninggal dunia, Sabtu (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Polres Ciamis telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kegiatan susur sungai yang mengakibatkan 11 siswa MTs Harapan Baru Kabupaten Ciamis meninggal dunia. Namun, aparat kepolisian masih belum bisa memastikan penyebab tragedi tersebut.

Kapolres Ciamis, AKBP Wahyu Broto Narsono mengatakan, berdasarkan keterangan dari para saksi, para siswa MTs Harapan Baru melakukan kegiatan susur sungai di Sungai Cileueur, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, pada Jumat (15/10). Susur sungai itu merupakan bagian dari kegiatan Pramuka yang dilakukan madrasah.

Baca Juga

"Ini kegiatan pramuka dari madrasah, bukan dari kwartir (Pramuka). Mereka turun ke sungai untuk membersihkan sampah," katanya, Sabtu (16/10).

Dalam kegiatan itu, para peserta yang diperkirakan 150 harus melintasi Sungai Cileueur untuk kembali ke madrasah. Kemudian para siswa itu menyebrang secara bersama-sama dengan saling bergandengan tangan dari arah barat ke timur. 

Wahyu menjelaskan, berdasarkan olah TKP, kedalaman sungai di tempat penyebrangan maksimal hanya 70 sentimeter. Di situ juga banyak batu, dan arus sungai relatif tenang. Namun di sungai itu terdapat muara di arah selatan, yang kedalaman air mencapai 2 meter. 

Menurut dia, ketika para siswa menyebrang aliran sungai yang dangkal, diperkirakan terdapat beberapa yang terpeleset, kemudian saling menarik, dan akhirnya sebagian siswa terbawa ke arah muara. "Ini masih kemungkinan, karena kita masih menyelidiki. Dari 150 orang yang ikut kegiatan, ada 13 orang yang terpeleset dan hanyut ke muara. Mereka terjebak di muara itu," ujarnya.

Kapolres menambahkan, dari 13 orang yang terjebak di muara tersebut, dua orang di antaranya berhasil diselamatkan. Dua orang itu adalah satu orang siswa dan satu orang pembina. Namun, 11 orang lainnya yang seluruhnya siswa, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. 

Setelah ditemukannya seluruh korban tenggelam tim SAR gabungan lainnya terus melakukan pengecekan di sekitar kejadian sampai pukul 23.30 WIB. Pencarian korban dihentikan sementara, dan rencana dilakukan pemantauan hari Sabtu, 16 Oktober 2021 Pukul 05.00 WIB.

Namun, tim SAR gabungan memutuskan menghentikan operasi pada pada Sabtu pagi. Karena, pada Jumat pukul 23.30 WIB tim telah melakukan koordinasi intens dengan pihak kepolisian, pihak sekolah, pihak pemda, dan pihak keluarga korban. Dari hasil koordinasi itu, dipastikan tidak ada lagi laporan korban yang belum ditemukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement