Sabtu 16 Oct 2021 17:25 WIB

BMKG Semarang: Sebagian Jateng Sudah Masuk Musim Hujan

Awal musim hujan di wilayah Jawa Tengah diprediksi datang lebih cepat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Hujan deras/ilustrasi
Foto: Flickr
Hujan deras/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wilayah Jawa Tengah secara umum sudah mulai masuk musim hujan. Awal musim hujan tahun ini di wilayah Jawa Tengah, diprediksi datang lebih cepat satu dasarian dari normalnya di sebagian wilayah Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi perihal prakiraan musim hujan tahun 2021/2022 yang telah dikeluarkan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang terungkap, perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional maupun global yang sedang berlangsung terus mempengaruhi kondisi iklim di Jawa Tengah.

Baca Juga

Terkait dengan hal itu, Awal Musim Hujan 2021/2022 di wilayah Jawa Tengah, umumnya, diprakirakan akan terjadi pada bulan Oktober 2021 ini. Di mana awal musim hujan 2021/2022 paling awal sudah berlangsung pada Dasarian III September atau Akhir September 2021 lalu, yang meliputi sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian barat.

Seperti sebagian besar wilayah Cilacap dan Banyumas; sebagian wilayah Banjarnegara dan Purbalingga; Kebumen bagian utara; Pemalang wilayah selatan, Pekalongan dan sebagian kecil Brebes wilayah selatan.

"Selain itu juga wilayah Tegal dan wilayah barat daya Wonosobo," ujar Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno STP MM, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/10).

Sedangkan awal musim hujan 2021/ 2022 paling akhir, lanjutnya, diprakiraka bakal terjadi pada Dasarian II November 2021 mendatang, yang meliputi sebagian wilayah utara Rembang; wilayah timur laut Pati dan sebagian kecil timur laut Jepara.

Kendati sifat hujan periode musim hujan 2021/2022, umumnya, diprakirakan normal, namun awal musim hujan 2021/2022 secara umum sama dan dan bisa lebih cepat (maju) satu dasarian dari prakiraan normalnya.

Adapun panjang periode musim hujan 2021/2022, paling pendek, bakal berlangsung 14 dasarian atau lebih dari lima bulan, meliputi sebagian wilayah utara Pati dan sebagian kecil wilayah timur laut Jepara.

Sedangkan periode yang terpanjang  berlagnsung 27 Dasarian atau lebih sembilan bulan, yang meliputi sebagian besar wilayah utara Purbalingga; sebagian wilayah selatan Pemalang dan Pekalongan; sebagian kecil wilayah tenggara Brebes dan Tegal.

Selain itu juga di sebagian kecil wilayah utara Banyumas; sebagian wilayah barat laut  Banjarnegara. "Sementara puncak musim hujan 2021/2022 umumnya diprakirakan terjadi pada Bulan Januari 2022 nanti," jelasnya.

Dengan telah masuknya musim hujan, lanjut Sukasno, dihimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrim yang jamak terjadi pada masa peralihan (pancaroba) hingga puncak musim hujan.

Cuaca ekstrim yang dimaksud jamak ditenadi dengan hujan lebat tiba- tiba dengan intensitas sedang  hingga lebat, dalam durasi pendek yang disertai angin kencang, petir, angin puting beliung serta potensi hujan es yang bisa terjadi pada periode tersebut.

Pada periode musim hujan, lanjutnya, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau/embung yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.

BMKG juga mengingatkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat di daerah rawan banjir dan tanah longsor diminta waspada menjelang hingga masa puncak musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya.

"Informasi lengkap seputar Prakiraan Musim Hujan 2021/2022 Provinsi Jawa Tengah, bisa diakses dengan mengunduh laman bit.ly/Buletin_Pra_MH2022 atau melalui Scan QR Code," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement