Jumat 15 Oct 2021 20:10 WIB

Terowongan Kuno Direkomendasikan Jadi Situs Edukasi Sejarah

Situs peninggalan sejarah ini bisa meniru dari situs yang ada di beberapa negara

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Ketua Tim Kajian Wahyu Gendam Prakoso mengatakan, pihaknya akan menyusun laporan rekomendasi awal dari penelitian tersebut, yang kemudian akan diserahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Foto: istimewa
Ketua Tim Kajian Wahyu Gendam Prakoso mengatakan, pihaknya akan menyusun laporan rekomendasi awal dari penelitian tersebut, yang kemudian akan diserahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Penemuan terowongan kuno zaman Belanda di Kota Bogor terus dilanjutkan. Tim kajian yang terdiri dari peneliti Universitas Pakuan, Balai Arkeologi Bandung, Bogor Historia, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, kembali melakukan survei ke lokasi penemuan terowongan kuno tersebut.

Ketua Tim Kajian Wahyu Gendam Prakoso mengatakan, pihaknya akan menyusun laporan rekomendasi awal dari penelitian tersebut, yang kemudian akan diserahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Melihat dari kondisi yang ada, hasil penemuan terowongan kuno itu akan direkomendasikan sebagai situs edukasi sejarah. Dimana letaknya tidak jauh dari Stasiun Bogor dan eks-Taman Topi yang akan menjadi Alun-alun Kota Bogor.

“Kalau melihat dari satu titik tadi akan lebih pas digunakan untuk edukasi sejarah, untuk masyarakat juga. Karena di sejumlah lokasi drainase berlokasi di area yang memang bukan area publik sehingga orang-orang tidak bisa sembarangan ke sana,” ujar Wahyu, Jumat (15/10).

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan, situs peninggalan sejarah ini bisa meniru dari situs yang ada di beberapa negara. Dimana situs-situs bersejarah tersebut dipelihara dan dijaga dengan baik, agar bisa menjadi edukasi untuk masyarakat.

Menurutnya, masyarakat penting untuk mengetahui jika Kota Bogor yang merupakan Kota Hujan memiliki tata air dari era sejarah. “Dan ini tentunya akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan perhatian juga untuk pemerintah daerah, dalam melakukan pembangunan berikutnya harus memperhatikan faktor-fakor dan sejarah dari Kota Bogor ini,” jelasnya.

Terkait difungsikannya kembali, Wahyu mengaku hal itu belum bisa ditentukan dari awal. Sebab, tim peneliti harus mengetahui titik awal dan titik ujung dari terowongan tersebut, sekaligus fungsi sebenarnya. 

“Tapi kalau fungsinya untuk drainase lokal mungkin saja bisa, karena di wilayah itu sudah ada drainase yang lebih baru. Kita harus hitung apakah menguntungkan atau tidak untuk difungsikan kembali atau seperti apa. Karena kita semua tentu harus melihat efektivitasnya, ditambah bangunan lama ini juga harus ita selidiki takutnya ada sejumlah titik yang mengalami runtuh,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement