Kamis 14 Oct 2021 23:16 WIB

Warga Kedungranti Bersuka Cita Hadirnya Sumur Bor Dalam

Sumur wakaf ACT tersebut telah mengatasi krisis air bersih yang terjadi selama ini.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham Tirta
Warga menyaksikan semburan air dari sumur bor (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Warga menyaksikan semburan air dari sumur bor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Sebagian masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia hidup di geografis yang sulit air. Salah satunya, di daerah seperti Dusun Kedungranti, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.

Jika sudah diterpa musim kemarau, rutinitas warga sehari-hari berubah menjadi memanggul jerigen dan ember untuk pergi mengais air dari sungai. Walaupun ada sumur gali, namun airnya nyaris tidak bisa bertahan ketika musim kemarau melanda.

Sebab, rata-rata dalamnya hanya sekitar 20 meter. Takmir Masjid Al Ikhlas Kedungranti, Joko mengatakan, selama ini tidak ada sumur bor dalam karena warga tak mampu membangun. Salah satu kendala tidak lain faktor ekonomi.

Hingga akhirnya datang sumur bor dalam pertama yang dibangun di halaman masjid Al Ikhlas Kedungranti. Warga bersuka cita atas hadirnya sumur wakaf yang dibangun Global Wakaf ACT tersebut karena semua kesulitan yang mereka alami dalam mendapatkan air bersih teratasi.

Joko berharap, warga akan terus menjaga dan merawat sumur ini. "Sehingga, pahala jariyah dari sumur wakaf ini akan terus mengalir," kata Joko, Kamis (14/10).

Pembangunan di Dusun Kedungranti ini menjadi sumur wakaf ke 43 yang dibangun ACT di wilayah DIY. Mayoritas sumur wakaf dibangun di wilayah Gunungkidul yang memang paling banyak mengalami kesulitan air bersih ketika musim kemarau tiba.

Untuk pembangunan sumur wakaf di Kedungranti ini, Global Wakaf ACT menggandeng pewakif Gerombolan Orang Baik yang diinisiasi oleh dr Taufiq Nugroho. Dilakukan bor dengan kedalaman 100 meter. Air meluncur setelah tiga pekan pengeboran.

"Telah diuji coba tanpa putus, mudah-mudahan sumur bor ini akan bermanfaat untuk kemakmuran jamaah dan masyarakat dan terus berkembang ke depannya," ujar Taufiq.

Kepala Cabang ACT Yogyakarta, Nur Aries Shoim mengatakan, ikhtiar pembangunan sumur wakaf akan terus dilakukan sebagai solusi atas permasalahan kekeringan di DIY. Ia mengaku bersyukur karena sampai akhir 2021 sudah dirancang sampai 50 sumur wakaf di DIY.

"Dengan begitu, semakin banyak permasalahan kemanusiaan kesulitan air bersih teratasi," kata Nur.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement