Kamis 14 Oct 2021 22:49 WIB

Dua Tanda Utama Kerusakan Hati yang Bisa Dilihat di Kulit

Alkohol dan malas olahraga bukan satu-satunya alasan timbulnya penyakit lever.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Qommarria Rostanti
Dua tanda utama kerusakan hati yang bisa dilihat di kulit (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Dua tanda utama kerusakan hati yang bisa dilihat di kulit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hati berfungi untuk memecah lemak dan menghasilkan protein pembekuan dan memproduksi bilirubin. Namun fungsi ini dapat terganggu karena kerusakan akibat lever berlemak. Ada dua tanda yang muncul di kulit bila kerusakan tersebut terjadi.

Penyakit lever tidak hanya diderita oleh pecandu alkohol. Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) disebabkan oleh penumpukan lemak di hati dan merupakan bentuk paling umum dari penyakit liver di negara maju atau berkembang. Ini memengaruhi pasien yang mungkin atau mungkin tidak minum alkohol.

Salah satu fungsi utama hati adalah memecah lemak dalam darah. Timbunan lemak di hati dapat terjadi karena obesitas atau ketika hati tidak lagi mampu memecah lemak dengan mudah, menyebabkan lipid menumpuk di hati.

Dilansir di Express.co.id, belum lama ini, dalam beberapa kasus, endapan itu akan menyebabkan peradangan dan kerusakan hati, yang mengarah ke bentuk yang lebih parah dari kondisi ini, Non-alcoholic steatohepatitis (NASH). Lebih baik seseorang bertindak sebelum NASH terjadi karena NASH dapat menyebabkan jaringan parut pada hati, suatu kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang disebut sirosis.

Tanda dan gejala NAFLD bisa diketahui. Orang yang memiliki kondisi NAFLD mungkin merasa, pertama, kelelahan. Dan kedua, nyeri di perut kanan atas (biasanya ringan). Namun, jika ini mendapat tindakan lebih dini, maka dapat menghentikan perkembangan NAFLD menjadi NASH.

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau penyalahgunaan alkohol, bukan satu-satunya alasan timbulnya penyakit lever. Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkannya muncul. Pertama, gangguan yang disebut lipodistrofi, yang menyebabkan tubuh menggunakan atau menyimpan lemak secara tidak benar.

Kedua, penurunan berat badan yang cepat atau kekurangan gizi. Ketiga, penggunaan beberapa obat-obatan, termasuk kortikosteroid. Keempat, pengobatan HIV. Kelima, estrogen. Keenam, obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker dan lain-lain. Ketujuh, paparan beberapa racun. Kedelapan, penyakit genetik langka seperti penyakit Wilson dan hipobetalipoproteinemia.

Untuk gejala NASH, NASH dapat menyebabkan sirosis hati, menyebabkan satu atau lebih gejala berikut seiring perkembangan kondisi mudah berdarah; mudah memar; kulit gatal; perubahan warna kuning pada kulit dan mata (jaundice); penumpukan cairan di perut; kehilangan nafsu makan; mual; pembengkakan pada kaki Anda; kebingungan; mengantuk; bicara cadel; pembuluh darah seperti laba-laba di kulit Anda.

Ada dua tanda utama kerusakan hati yang dapat ditemukan pada kulit Anda dari segi warna. Pertama, mudah memar. Kedua, warna kulit menjadi menguning. 

Faktor mengapa dua tanda ini muncul, yaitu pertama, memar terjadi karena hati yang rusak menghasilkan lebih sedikit protein yang diperlukan untuk pembekuan darah. Artinya, mungkin lebih mudah berdarah dan memar. Tetapi sejumlah kondisi dapat menyebabkan memar yang berlebihan. Dalam kondisi ini, harus segera periksa ke dokter.

Kedua, kulit menguning, adalah suatu kondisi di mana kulit, sklera (bagian putih mata) dan selaput lendir menjadi kuning. Warna ini disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi, empedu kuning-oranye pigmen. Empedu adalah cairan yang disekresikan oleh hati.

Bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Ini mungkin salah satu gejala kerusakan hati yang paling terkenal dan sama-sama mengejutkan. Jika Anda melihat tanda ini, kunjungi dokter Anda atau profesional medis lainnya sesegera mungkin.

Selain menjalankan tes dan meresepkan obat-obatan jika perlu, dokter Anda mungkin juga meminta pasien untuk cukup berolahraga dan mengatur pola makan Anda. Jika kondisi hati dapat dipulihkan melalui perubahan gaya hidup, seseorang harus melakukan upaya untuk menyelamatkan organ vital ini dari berkembangnya kondisi yang mungkin fatal.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement