Kamis 14 Oct 2021 21:19 WIB

PLN Solo Garap Potensi Pasar di Segmen Peternak

PLN melirik peternak karena usaha ternak tahan terhadap dampak pandemi.

Suasana peternakan ayam potong (ilustrasi). PLN melirik pasar peternakan di Solo.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Suasana peternakan ayam potong (ilustrasi). PLN melirik pasar peternakan di Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Solo menggarap potensi pasar dari kelompok peternak seiring dengan tingginya kebutuhan listrik dari segmentasi tersebut.

"Kami ingin membantu peternak dalam hal pembiayaan dan penyediaan energi listrik. Kelebihan produk ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha ternak," kata Manager Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan Irfan Affandi pada Webinar "Electric Chicken" di Solo, Kamis (14/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, digarapnya potensi pasar tersebut salah satunya karena selama pandemi Covid-19 sektor usaha ini mengalami peningkatan bisnis yang cukup tajam. Oleh karena itu, peluang tersebut ditangkap PLN dengan meluncurkan produk "Super Electric Chicken" yang bertujuan menciptakan keunggulan hewan ternak melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas ternak.

"Selain itu, melalui produk ini peternak bisa mengefisiensikan biaya produksi usaha ternak, dapat memangkas biaya produksi yang selama ini masih tinggi," kata Irfan.

Manajer PT PLN UP3 Solo Joko Hadi Widayat mengatakan, PLN telah melakukan pemetaan mengenai potensi yang bisa diambil dari pelayanan kepada pelanggan khususnya pada sektor peternakan. Menurut dia, dari pemetaan tersebut diketahui bahwa di kawasan Solo dan sekitarnya banyak terdapat peternakan ayam berskala besar.

Ia mengatakan, rata-rata kandang yang dimiliki masing-masing peternak besar membutuhkan konsumsi listrik tiga fasa dengan daya di atas 23.00 VA. Oleh karena itu, peluang tersebut sejalan dengan layanan "Super Electric Chicken", yakni Solusi Penggunaan Energi Listrik Ciptakan Keunggulan Hasil Ternak.

Jika dibandingkan, biaya pasang listrik PLN jauh lebih murah dibandingkan dengan harga genset. Selain itu, penggunaan listrik PLN juga bebas perawatan, bebas polusi, aman, dan jaminan layanan gangguan selama 24 jam.

PLN mencatat dari sisi biaya operasional, penggunaan genset dengan kapasitas 50 KW membutuhkan biaya hingga Rp 26,3 juta untuk menghasilkan listrik 9.600 kWH. Sedangkan saat menggunakan listrik PLN, pelanggan hanya perlu membayar Rp 9,3 juta untuk penggunaan listrik dengan besaran yang sama yaitu 9.600 kWH.

Menurut dia, hingga saat ini sudah ada sebanyak 93 peternakan yang menjadi pelanggan layanan ini dengan total daya yang tersambung mencapai 567.300 VA. Selama periode tersebut, mereka telah berkontribusi terhadap penjualan listrik sebesar 126.338,70 KWH dengan jumlah pendapatan mencapai Rp 164 juta.

"Sedangkan saat ini masih ada 32 peternak yang telah mengajukan sambungan baru, tinggal menunggu realisasi pemasangan," kata Joko.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement