Kamis 14 Oct 2021 16:36 WIB

Studi Temukan Manusia Konsumsi Keju Biru Sejak 2.700 Tahun

Tim menemukan bukti dua spesies jamur yang digunakan dalam produksi keju biru dan bir

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Keju (ilustrasi)
Foto: PxHere
Keju (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebuah studi mengungkapkan tentang paleofeces atau fosil tinja manusia purba di tambang garam prasejarah di Austria. Temuan itu menunjukkan bahwa penambang sudah minum bir dan makan keju biru pada 2.700 tahun yang lalu.

Dilansir dari heritagedialy pada Kamis (14/10), para peneliti mempelajari sampel tinja kuno dari tambang garam prasejarah di kawasan Warisan Dunia UNESCO Austria di Hallstatt-Dachstein, Salzkammergut. Di lokasi itu, tim menemukan bukti dua spesies jamur yang digunakan dalam produksi keju biru dan bir.

Baca Juga

"Analisis seluruh genom menunjukkan bahwa kedua jamur terlibat dalam fermentasi makanan dan memberikan bukti molekuler pertama untuk keju biru dan konsumsi bir selama zaman besi Eropa," kata Peneliti Frank Maixner dari Eurac Research Institute for Mummy Studies di Bolzano, Italia.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, para peneliti menggunakan analisis mikroskopis, metagenomik dan proteomik yang mendalam untuk mengeksplorasi mikroba, DNA dan protein yang ada dalam sampel tinja.

Ia menambahkan para peneliti memperluas survei mikroba mereka untuk memasukkan jamur. Saat itulah mereka mendapat kejutan terbesar mereka kelimpahan di salah satu sampel Penicillium roqueforti dan Saccharomyces cerevisiae DNA dari Zaman Besi.

"Para penambang Hallstatt tampaknya sengaja menerapkan teknologi fermentasi makanan dengan mikroorganisme yang saat ini masih digunakan dalam industri makanan,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement