Kamis 14 Oct 2021 14:04 WIB

Progres Bendungan Leuwikeris Capai 82 Persen

Pembangunan Leuwikeris setidaknya akan memiliki lima manfaat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Suasana pembangunan Bendungan Leuwikeris di antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Rabu (13/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana pembangunan Bendungan Leuwikeris di antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Rabu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menyebut progres pembangunan Bendungan Leuwikeris sudah mencapai sekitar 82 persen. Rencananya, pada November mendatang, pembangunan bendungan utama akan mulai dikerjakan.

Kepala Bidang Pelaksnaaaan BBWS Citanduy, Sugeng Harianto, mengatakan, sebagian besar fasilitas pendukung dan fasilitas umum Bendungan Leuwikeris telah selesai dibangun. Dijadwalkan, pada 10 November mendatang, pihaknya akan menutup aliran Sungai Citanduy dan mengalihkannya sementara untuk pembangunan bendungan utama.

"Ditargetkan, penggenangan baru akan dilakukan pada November 2023," kata dia, Rabu (13/10).

Ia menjelaskan, pembangunan Leuwikeris setidaknya akan memiliki lima manfaat. Pertama, air dari bendungan itu akan mengairi daerah irigasi seluas 11.216 hektare. Kedua, akan menyediakan air baku di Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis, sebesar 845 liter per detik.

Ketiga, Bendungan Leuwikeris akan mereduksi banjir periode 25 tahun sebesar 11,7 persen atau dari 509,7 meter kubik per detii menjadi 450,02 meter kubik per detik. Keempat, dapat menghasilkan daya listrik sebesar 20 megawatt. Terakhir, meningkatkan potensi pariwisata di daerah sekitar.

Berdasarkan data dari BBWS Citanduy, wilayah sungai seluas sekitar 48 ribu hektare itu memiliki ketersediaan air sebesar 5,3 miliar meter kubik per detik atau setara dengan debit 170 meter kubik per detik. Sementara dari rencana penyediaan air wilayah Sungai Citanduy pada 2014, kebutuhan air irigasi, RKI, dan kebutuhan lainnya, memiliki total 86,73 meter kubik per detik. Namun, kebutuhan air yang dapat terpenuhi hanya 78,30 meter kubik per detik.

Kekurangan air itu umumnya terjadi pada Agustus hingga November, yang berdampak pada pola tanam irigasi. Di sisi lain, ketika musim hujan sering terjadi banjir di beberapa wilayah sekitar Sungai Citanduy. Pembangunan Bendungan Leuwikeris, yang berlokasi di antara wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, disebut sebagai solusi atas sejumlah permasalahan tersebut.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan Bendungan Leuwikeris, Agung Setiawan menjelaskan, pihaknya diberi target untuk menyelesaikan pembangunan pada 2023. Saat ini, pihaknya sedang mengerjakan pelimpah dan terowongan. 

"Rencananya, pada 10 November kita akan membelokan aliran Sungai Citanduy. Nanti baru kita bangun tugu bendungan. Itu rencananya akan berlangsung hingga Oktober 2023," ujar dia.

Ia mengatakan, pada November 2023, Bendungan Leuwikeris rencananya akan mulai dilakukan penggenangan. Setelah itu, baru Bedungan Leuwikeris dapat berfungsi optimal. 

Agung mengakui, dalam pembangunan Bendungan Leuwikeris, pihaknya mengalami sejumlah kendala di lapangan. Salah satunya, terdapat beberapa penyeledikan geologi pada perencanaan yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. 

"Jadi ada beberapa review design. Setiap review desain kita juga didampingi BPKP, karena ini adalah PSN," kata dia.

Kendati terdapat sejumlah kendala di lapangan, Agung optimistis pembangunan selesai sesuai target. Sebab, ia menilai saat ini progres pembangunan Bendungan Leuwikeris masih sesuai jadwal yang direncanakan.

Ia berharap, Bendungan Leuwikeris dapat memberikan manfaat, terutama bagi masyarakat sekitar. Selain untuk pengelolaan air, bendungan itu juga akan dijadikan sarana wisata dan pendidikan.

"Nanti kami akan buat museum di sini. Jadi akan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelajar untuk mempelajari tentang bendungan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement