Kamis 14 Oct 2021 00:30 WIB

Satu Orang Tewas Ditembak dalam Bentrokan di Kosovo

Josep Borrell meminta agar kekerasan di Kosovo utara segera diakhiri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Satu orang Serbia tewas ditembak dan enam anggota polisi terluka dalam kekerasan di Kosovo. Bentrokan terjadi saat polisi melepaskan gas air mata guna membubarkan massa yang semakin agresif dalam penyergapan tersangka penyeludupan di daerah dihuni orang-orang minoritas Serbia.

Kepolisian Kosovo mengatakan, petugas menghadapi perlawanan di Mitrovica ketika mereka menggelar operasi untuk menyita barang-barang selundupan di beberapa kota. Dalam pernyataan polisi mengatakan mereka merespons pengepungan pengunjuk rasa.

Baca Juga

Para demonstran melemparkan granat tangan dan granat kejut ke para petugas polisi. Enam orang petugas terluka. Stasiun televisi Serbia menayangkan video yang memperlihatkan orang-orang melarikan diri dari gas air mata dan satu mobil terbakar. Stasiun televisi itu mengatakan beberapa orang terluka. Insiden serupa terjadi di Kota Zvecan.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta agar kekerasan di Kosovo utara segera diakhiri. Ia menilai semua 'isu antara Belgrade dan Pristina harus terbuka untuk diselesaikan melalui dialog yang difasilitasi Uni Eropa'. "Aksi sepihak dan tak dikoordinasikan yang membahayakan stabilitas tidak dapat diterima," cicit Borell di Twitter, Rabu (13/10).

Belgrade dan Pristina sepakat dengan dialog yang disponsori Uni Eropa tahun 2013 lalu. Tapi hanya kemajuan yang sudah dicapai. Situs berita daring Kosovo mengutip kepala rumah sakit Mitrovica, Zlatan Elek mengatakan satu orang terluka serius.

"Luka di tulang belikat dan rusuk disebabkan senjata api, dia berada di unit gawat darurat dan kondisinya serius," kata Elek.

Kantor kepresidenan Serbia mengatakan Presiden  Aleksandar Vucic datang ke pusat Kota Raska. Ia bertemu dengan perwakilan Kosovo Serbia. Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic meminta NATO yang memiliki 3.000 pasukan perdamaian di Kosovo untuk bertindak dan menghentikan kekerasan.

"Kejahatan dan kelompok penjahat tidak akan ditoleransi dan akan dilawan, kami akan melawan dan menghentikan penyelundupan," kata Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement