Rabu 13 Oct 2021 00:30 WIB

Indonesia, Korsel, dan India Bersaing Jadi Hub Vaksin mRNA

Indonesia diklaim siap jadi pusat manufaktur vaksin berbasis mRNA untuk Asia Pasifik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Indonesia diklaim siap jadi pusat manufaktur vaksin berbasis mRNA untuk Asia Pasifik. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika.
Indonesia diklaim siap jadi pusat manufaktur vaksin berbasis mRNA untuk Asia Pasifik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri RI, Penny D Herasati, mengatakan Indonesia saat ini bersaing dengan India dan Korea Selatan (Korsel) untuk menjadi hub atau pusat manufaktur vaksin berbasis mRNA untuk kawasan Asia Pasifik. Indonesia diklaim telah siap menjadi hub di kawasan Asia Pasifik.

"Platform mRNA ini adalah teknologi yang paling cepat untuk menghasilkan vaksin. Karena itu semua negara mengejar teknologi dengan platform ini. Saat ini posisi kita bersaing dengan India dan Korsel," ujar Penny pada kesempatan media gathering, Selasa (12/11).

Baca Juga

Rencana pusat manufaktur vaksin mRNA ini dicetuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sejumlah kawasan dalam rangka menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity dunia. Penny menjelaskan hingga saat ini WHO telah membuka atau merencanakan untuk membuka hub-hub di beberapa kawasan.

"Untuk saat ini Afrika Selatan didahulukan karena memang di sana yang memproduksi vaksin sedikit," katanya. Menurut keterangannya, untuk kawasan lain di dunia masih dalam rencana dan proses termasuk di Asia Pasifik.

Hub yang akan ada di Asia Pasifik maupun kawasan lain adalah sebagai pusat pelatihan dan transfer teknologi vaksin mRNA. "Jadi belum untuk produksinya. Produksi vaksin itu langkah selanjutnya. Kita belum ke situ dan yang direncanakan WHO adalah pusat pelatihan dan transfer knowledge," terangnya.

Dia mengatakan proses teknis atau due diligence tengah dipersiapkan Indonesia yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Pengumuman keputusan untuk hak vaksin mRNA ini akan diumumkan pada awal 2022.

Menurut Penny, kelebihan Indonesia untuk dapat terpilih menjadi hub selain syarat teknis, juga kemampuan farmasi Indonesia. Dalam hal ini Bio Farma menjadi center of excellence.

"Di mana para ilmuwan-ilmuwan dari negara-negara di Asia akan datang untuk dilatih dan mendapatkan transfer teknologi platform mRNA. Di situ akan dilakukan pelatihan dan para peneliti ini pulang ke negara masing-masing," kata dia.

Selain itu, pendekatan lain untuk dapat terpilih bersaing dengan Korsel sebagai negara yang dianggap sudah berteknologi maju di bidang kesehatan adalah perhatian WHO dan masyarakat internasional tentang capaian dan penanganan Covid-19 di Indonesia sebagai negara berkembang. Indonesia juga aktif menyuarakan pengadaan vaksin untuk negara-negara berkembang.

Selain itu, Indonesia melakukan pendekatan-pendekatan maupun negosiasi terkait vaksin. "Kalkulasinya di berbagai bidang, Indonesia senantiasa aktif untuk kepentingan negara berkembang itu juga menjadi poin. Dan banyak lagi poin nilai kebijakan yang berkontribusi pada keberhasilan Indonesia untuk ditunjuk sebagai hub," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement