Selasa 12 Oct 2021 21:58 WIB

IPB-SEAMEO Biotrop Gelar Workshop Gali Biodiversitas RI

Agromaritim 4.0 penting  bagi keberlanjutan biodiversitas Indonesia.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai wujud komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas karbon, SEAMEO Biotrop bekerja sama dengan IPB University menggelar International Workshop on Indonesia Sea as Global Climate Engine: Climate Change and Coastal Resilience,  7-8 Oktober 2021.

Dalam sambutannya, Prof Arif Satria, rektor IPB University menyebutkan bahwa workshop tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menggali biodiversitas Indonesia dan negara ASEAN lainnya yang terdampak perubahan iklim.

Indonesia dan beberapa negara di dunia, katanya, telah berkomitmen untuk memerangi dampak perubahan iklim di bawah Perjanjian Paris. Indonesia bahkan telah meratifikasi perjanjian tersebut ke dalam undang-undang yang telah disejajarkan dengan NDC (Nationally Determined Contribution).

“Indonesia telah menyusun strategi jangka panjang dalam penurunan karbon dan ketahanan iklim tahun 2050. Dokumen roadmap NDC dan Pembangunan Berketahanan Iklim juga telah diisukan untuk mendorong upaya penanganan perubahan iklim,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (11/10).

Ia menyampaikan, bencana alam di sekitar pesisir dan laut akibat dampak perubahan iklim berkaitan erat dengan laut dan atmosfir. Laut telah diketahui berperan sebagai reservoir karbon di atmosfir. Terlebih lagi, perannya penting dalam daur ulang energi di muka bumi.

“Dalam skala global, laut Indonesia tentu memiliki hubungan erat dengan iklim global yang variabilitasnya telah memengaruhi dinamika aktivitas penangkapan ikan. Selain itu, iklim ekstrem kini tidak dapat terelakkan. Ini berdampak pada habitat berbagai spesies laut seperti terumbu karang, rumput laut, dan mangrove,” pungkasnya.

Dampak perubahan iklim, imbuhnya, akan memengaruhi ekosistem serta ketahanan daratan dan laut. Promosi konsep Agromaritim 4.0 yang diinisiasi IPB University dinilai akan mampu berkontribusi besar dan memberikan solusi atas dampak perubahan iklim.

“Target utama programnya yakni meningkatkan kualitas sektor agrikultur dan perikanan dan laut. Saya yakin Agromaritim 4.0 sebagai salah satu ide inovatif mampu menyampaikan urgensi dari perubahan iklim  serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Target kedua yakni untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani, lebih lagi bagi keberlanjutan biodiversitas Indonesia,” katanya.

Ia berharap workshop internasional tersebut mampu menjadi wadah diskusi demi meningkatkan pemahaman masyarakat. Selain itu, kegiatan ini mampu membuka wawasan terkait adaptasi dan upaya lanjut.

“Kegiatan ini dapat meningkatkan interaksi antara pemerintah, institusi, praktisi, mitra pembangunan untuk mengelola ketahanan wilayah pesisir dan laut. Bahkan menjadi kendaraan dan media dalam mentransfer serta berbagi pengetahuan untuk mendorong kebijakan dan berbagai upaya untuk meningkatkan ketahanan wilayah pesisir dan laut di dunia,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement