Selasa 12 Oct 2021 20:02 WIB

KMT Commuter Mulai Diuji Coba untuk Moda Transportasi Lain

PT KAI menyebut saat diuji coba penggunaan KMT mengikuti aturan transportasi tersebut

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memperlihatkan Kartu Multi Trip edisi khusus Kemerdekaan RI. Kartu uang elektronik terbitan KAI Commuter yakni Kartu Multi Trip (KMT) mulai diujicobakan sebagai alat pembayaran berbagai moda transportasi lain di wilayah Jabodetabek.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memperlihatkan Kartu Multi Trip edisi khusus Kemerdekaan RI. Kartu uang elektronik terbitan KAI Commuter yakni Kartu Multi Trip (KMT) mulai diujicobakan sebagai alat pembayaran berbagai moda transportasi lain di wilayah Jabodetabek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kartu uang elektronik terbitan KAI Commuter yakni Kartu Multi Trip (KMT) mulai diujicobakan sebagai alat pembayaran berbagai moda transportasi lain di wilayah Jabodetabek. Setelah dapat digunakan di Kereta Bandara Soekarno-Hatta, KRL Jogja-Solo, dan layanan parkir di stasiun, saat ini KMT sedang diuji coba di MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Trans Jakarta pada Koridor 1 (Blok M – Kota). 

"Kami melihat beberapa komunitas dan pengguna KRL sudah berhasil menggunakan KMT di moda transportasi lain. Ini masih dalam tahap uji coba dan kedepannya akan terus dievaluasi bersama dan diperbaiki jika ditemukan potensi masalah," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (12/10). 

Pada masa uji coba tersebut, Anne mengatakan, tata cara penggunaan KMT sebagai alat pembayaran mengikuti aturan masing-masing moda transportasi. Ketentuan mengenai tarif, saldo minimum maupun penalti, seluruhnya berlaku sesuai aturan di moda transportasi yang diakses pemilik KMT.

Selain itu, pemilik KMT juga tetap perlu melakukan tap in dan tap out kartu secara sempurna pada setiap moda transportasi. Dia menuturkan, KMT terbukti andal sebagai alat pembayaran di transportasi perkotaan yang volume penggunaannya tinggi dan memerlukan kecepatan.

Dalam ekosistem KRL Jabodetabek sebelum pandemi mampu melayani hingga satu juta pengguna perhari. "Penggunaan KMT sebagai alat pembayaran saat ini sudah mencapai 62 persen. Ini menjadikan KMT sebagai alat pembayaran yang paling banyak digunakan di KRL," jelas Anne. 

Dia mengatakan, KMT sejak November 2019 telah mengantongi izin dari Bank Indonesia sebagai uang elektronik dan sejak awal direncanakan untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran di KRL Jabodetabek maupun di luar ekosistem KAI Commuter. Saat ini terdapat sekitar 5,5 juta unit KMT yang beredar. 

Pada masa pandemi ini, lanjut Anne, penjualan KMT mencapai 1,3 juta unit sepanjang 2021. Selain itu penggunaan kartu uang elektronik bank juga terus tumbuh sejalan dengan program digitalisasi dan peningkatan transaksi non-tunai di KRL. 

"KMT ini juga bisa digunakan ketika menggunakan KRL yang saat ini Beroperasi di Jogja – Solo," tutur Anne. 

Dalam pengembangan sistem tiket elektronik, Anne mengatakan, KAI Commuter juga membuka kerja sama baik dengan perbankan maupun platform lain seperti Link Aja yang menggunakan tiket dengan kode QR. Anne menegaskan, kerja sama dengan berbagai pihak dan perkembangan tekonologi terbaru juga sangat dimungkinkan.

Anne menilai, uji coba KMT di moda transportasi lain ini adalah agar pengguna semakin dimudahkan untuk menggunakan transportasi publik. "Kemudahan ini akan membuat pengguna lebih mudah dalam berpindah moda transportasi sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk naik transportasi publik," jelas Anne. 

Dia memastikan, KAI Commuter sangat mendukung integrasi antarmoda di Jabodetabek dan berbagai wilayah Indonesia. Dengan wilayah operasi KAI Commuter yang telah hadir di Jawa Tengah dan Yogyakarta melalui KRL Yogyakarta Solo dan KA Prambanan Ekspres, KAI Commyer berharap KMT bisa mendukung integrasi antarmoda di wilayah tersebut dan berbagai wilayah yang nantinya akan dilayani KAI Commuter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement