Selasa 12 Oct 2021 16:08 WIB

Gaza Kampanyekan Deteksi Dini Kanker Payudara

kanker payudara menyumbang 32 persen dari kasus kanker di kalangan perempuan di Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam perempuan (Ilustrasi Kanker Payudara)
Foto: Pxfuel
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam perempuan (Ilustrasi Kanker Payudara)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Otoritas kesehatan dan badan amal di Gaza meningkatkan upaya untuk membujuk perempuan agar melakukan tes untuk kanker payudara. Dukungan ini diharapkan dapat mengatasi stigma sosial di daerah kantong Palestina yang konservatif ini terkait penanganan penyakit tersebut.

Badan amal swasta Fares Al-Arab bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Palestina merilis kampanye bertajuk "Tidak ada rasa malu di dalamnya". "Tidak ada rasa malu di dalamnya adalah pesan harapan dan keselamatan bagi setiap perempuan, memberitahu mereka untuk terus maju dan memeriksa," kata pemimpin gerakan tersebut, Georgette Harb.

Baca Juga

Bahkan sebuah van pengujian keliling telah turun ke jalan. Kendaraan itu menyediakan pemindaian tes kanker payudara untuk sekitar 150 perempuan sehari selama seminggu terakhir pada awal Oktober sebagai perayaan bulan kesadaran kanker payudara internasional.

"Ada kategori di masyarakat yang mempermasalahkan hal itu memalukan, dan mereka berurusan dengan pengangkatan payudara dan kata payudara seolah-olah cabul atau memalukan,” kata Harb.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, kanker payudara menyumbang 32 persen dari kasus kanker di kalangan perempuan di Gaza. Pasien kanker di wilayah itu menghadapi banyak masalah mulai dari kemiskinan, kurangnya obat-obatan di rumah sakit, dan beberapa kesulitan untuk berobat ke Israel, Tepi Barat, dan sekitarnya karena pembatasan izin.

Selama kampanye, perusahaan telekomunikasi utama Gaza, PalTel, memandikan kantor pusatnya dengan lampu merah muda. Warna tersebut menggambarkan kesadaran kanker payudara, dengan lebih banyak institusi yang akan menyusul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement