Senin 11 Oct 2021 15:43 WIB

Daerah Ini Larang ASN yang Belum Divaksin Ngantor

ASN yang belum divaksinasi tanpa alasan yang jelas tidak boleh datang ke kantor.

Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pxhere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Berbagai upaya terus dilakukan berbagai pihak untuk menghilangkan Covid-19 di Tanah Air. Wali Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, Riza Falepi, mengatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang belum divaksinasi Covid-19 tanpa alasan yang jelas tidak boleh datang ke kantor untuk bekerja.

"Saya tegaskan saja di sini bagi ASN yang belum divaksin tak boleh ngantor, dan guru yang tidak mau divaksin juga tak akan diberi jam mengajar, kecuali mereka yang direkomendasikan dokter untuk tidak divaksin," kata Riza saat menjadi pembina apel siaga dalam rangka penanganan Covid-19 di halaman Balai Kota Payakumbuh, Senin (11/10).

Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan target dari Pemkot Payakumbuh untuk dapat mencapai 60 persen warga yang divaksinasi pada Oktober 2021. "Kita ada target 80 persen warga Payakumbuh divaksin, setidaknya pada bulan ini kita bisa mencapai 60 persen, makin cepat tercapai, maka makin cepat kita raih herd immunity," ujar dia.

Apel tersebut tampak diikuti oleh Sekretaris Daerah Rida Ananda, Kakankemenag Ramza Husmen, Asisten Setdako, pimpinan dan perwakilan ASN seluruh OPD, camat, lurah, serta ASN instansi vertikal Kantor Kemenag. Seperti halnya persoalan lainnya di Kota Payakumbuh, penanganan Covid-19 merupakan persoalan semua orang, bukan hanya pemkot sendiri.

"Sudah lebih dari satu tahun kita melawan Covid-19 ini, mulai dari mengimbau dan mengajak orang untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, hingga sekarang ditambah dengan menyukseskan vaksinasi," katanya.

Ia mengatakan, lika-liku vaksinasi harus dilalui dengan segala serangan negatif dari hoaks yang menyebar di tengah masyarakat. Bahkan, dulu banyak guru menolak dan sekarang berangsur-angsur mau ikut vaksinasi. Belum lagi dengan rentetan masalah akibat pandemi banyak seperti masalah ekonomi.

"Tak hanya orang tua saja, saya juga khawatir dengan anak-anak, karena belajar secara daring saja tak bisa mencerdaskan mereka. Bukannya tak ada kemajuan dalam pembelajaran, tapi maaf bukannya peran guru bukan dinafikan di sini. Tapi mari sama-sama kita ukur bagaimana progres pendidikan dibandingkan pembelajaran sekolah tatap muka," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement