Senin 11 Oct 2021 08:00 WIB

Puluhan Kampus Komitmen Kembangkan Program Kampus Sehat

Mahasiswa diharap memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kesehatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham Tirta
 Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Panut Mulyono.
Foto: Dok UGM
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Panut Mulyono.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perguruan tinggi menjadi pelaku utama pembangunan, mengembangkan ide inovatif, agen perubahan, mengadvokasi program, dan berkontribusi mengembangkan kebijakan. Peranan potensial ini perlu didukung derajat kesehatan yang baik.

Maka itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan program Kampus Sehat. Program ini dilakukan bersama Kemenkes, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas Lambung Mangkurat, dan Poltekkes Yogyakarta.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono mengatakan, sistem Health Promoting University (HPU) menjamin agar masyarakat yang beraktivitas di kampus selalu sehat. Mereka tidak hanya memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni.

"Tapi, juga memiliki kesehatan yang prima," kata Panut, Sabtu (9/10).

Komitmen pelaksanaan program Kampus Sehat ditandatangani 23 perguruan tinggi di Indonesia. Sebelumnya, kampus-kampus ini telah mendapatkan pendampingan untuk mengarahkan perguruan tinggi dalam proses perencanaan sampai evaluasi program.

Pimpinan puluhan perguruan tinggi yang melaksanakan pendampingan telah lebih dulu menandatangani komitmen bersama Kemenkes. Mereka juga sudah memiliki tim dan kegiatan kampus sehat yang masih berjalan sampai saat ini.

Ketua HPU UGM, Prof Yayi Suryo Prabandari mengingatkan, perguruan tinggi jangan sampai mencetak individu unggul secara akademik, tapi memiliki kesehatan buruk. Sebab, kesehatan jadi penentu prestasi, penentu individu dapat berkontribusi.

"Jangka panjang diharap dapat menjadikan budaya sehat melekat. HPU mendukung dan menguatkan sistem kesehatan nasional melalui pemberdayaan masyarakat di kampus," ujar Yayi.

Di UGM, HPU berjalan lewat aktivitas fisik, pola makan sehat, kesehatan mental, literasi kesehatan, zero narkoba, tembakau dan alkohol. Kemudian, zero kekerasan, perundungan dan pelecehan, serta lingkungan hidup sehat, aman dan ramah difabel.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nizam berharap, program ini dapat terlaksana di 23 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia. Meliputi sistem maupun infrastruktur berupa lingkungan bersih dan sehat, kebijakan kampus, health promotion areas lewat literasi kesehatan sampai kesadaran kesehatan mental. Kemudian, thematic areas yang terkait isu-isu kesehatan seperti merokok, alkohol, dan bullying.

"Kampus diharapkan memiliki kesehatan yang holistik dengan delapan aspek kesehatan. Mulai kesehatan fisik, sehat intelektual, sosial, emosional, spiritual, lingkungan dan organisasi serta sehat finansial," kata Nizam.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno menambahkan, pelaksanaan Kampus Sehat ini diharapkan mampu sampai ke lingkup mahasiswa. Sehingga, dapat melekat kuat kepada masing-masing individu di manapun mereka berada.

"Implikasinya, mahasiswa dapat mampu memiliki kebiasaan sehat yang dapat mendukung kompetensi intelektual yang dimiliki," ujar Pratikno.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement