REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Mantan Direktur Eksekutif Juventus, Giuseppe Marotta, mengungkapkan, salah satu penyesalan terbesar dalam kariernya hingga saat ini. Penyesalan itu ternyata itu melibatkan, Juventus, Molde, dan Erling Haaland.
Kembali pada 2018 silam, Juventus sebenarnya memiliki kesempatan untuk mendatangkan Haaland, yang saat itu baru berusia 18 tahun, dari Molde. Haaland yang baru semusim memperkuat tim utama Molde bisa ditebus dengan nilai transfer dua hingga tiga juta euro.
Namun, Marotta, yang kala itu menjabag sebagai Direktur Ekskutif I Bianconeri, enggan mengambil keputusan tersebut. Padahal, negosiasi antara kedua klub dikabarkan sudah memasuki tahap akhir. Striker asal Norwegia itu pun tinggal selangkah lagi mengenakan seragam I Bianconeri.
''Saya memiliki sejumlah penyesalan, yang terakhir adalah soal kemungkinan perekrutan Haaland. Saya masih di Juventus dan memiliki kesempatan merekrutnya dengan nilai transfer dua juta euro. Kepindahan Haaland nyaris terlaksana,'' tutur Marotta seperti dikutip Eurosports, Sabtu (10/10).
Gagal hijrah ke Juventus, Haaland akhirnya direkrut RB Salzburg pada Januari 2019. Torehan 29 gol dari 27 laga di semua ajang saat memperkuat Salzburg membuat penyerang berusia 21 tahun itu menjadi rebutan sejumlah klub besar Eropa. Namun, Haaland memilih hijrah ke Borussia Dortmund pada pertengahan musim 2019/2020. Performa Haaland pun makin impresif bersama Die Borussen.
Total 68 gol dari 67 laga di semua ajang menjadi catatan striker timnas Norwegia itu bersama Dortmund. Haaland lantas menjadi rebutan sejumlah klub-klub raksasa Eropa, mulai dari Real Madrid, Barcelona, Chelsea, Manchester United, Manchester City hingga Paris Saint Germain (PSG).
Tidak tanggung-tanggung, klub-klub tersebut bahkan siap menggelontorkan lebih dari 100 juta euro demi bisa memboyong Haaland. Kendati Haaland tengah menjadi buruan sejumlah klub-klub besar Eropa, Marotta menilai, sangat kecil kemungkinan buat klub-klub asal Italia untuk bisa merekrut Haaland.
''Dia menjadi salah satu striker terbaik di Eropa pada saat ini. Apakah dia akan merumput di Italia? Rasanya tidak. Masih ada jarak yang sangat besar antara Serie A dengan Liga Primer Inggris atau La Liga. Saat ini, Liga Italia masih dianggap sebagai kompetisi peralihan bukan sebagai tujuan utama pemain-pemain bintang,'' kata Marotta yang kini menjabat sebagai CEO Inter Milan tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
