Ahad 10 Oct 2021 06:01 WIB

Wajibkan Sertifikat, Permintaan Vaksinasi di Mesir Meroket

Mesir telah menyuntikkan vaksinasi Covid-19 untuk sekitar 14 juta warganya.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Mas Alamil Huda
Vaksinasi di Mesir (ilustrasi)
Foto: Pixabay.
Vaksinasi di Mesir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Mesir telah menyuntikkan vaksinasi Covid-19 untuk sekitar 14 juta warganya, menyusul lonjakan permintaan vaksinasi selama beberapa waktu terakhir. Penasihat presiden untuk Urusan Kesehatan dan Pencegahan Mohamed Awad Taj El-Din mengatakan, ada sekitar 1.100 pusat vaksinasi di seluruh Mesir.

Taj El-Din mengatakan, saat ini Mesir memiliki pasokan sekitar 31 juta dosis vaksin, mayoritas merupakan vaksin Sinovac, yang diproduksi secara lokal di dalam pabrik Vacsera. Peningkatan minat vaksinasi bertepatan dengan keputusan beberapa gubernur Mesir untuk mencegah orang yang tidak dapat menunjukkan sertifikat vaksinasi untuk mengunjungi fasilitas pemerintah.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari beberapa strategi yang diambil Mesir untuk mengurangi kasus virus corona, seperti mempercepat laju produksi vaksin, memvaksinasi mahasiswa dan pegawai negeri, serta memvaksinasi anak usia 12 hingga 18 tahun. Dia menambahkan, Mesir tengah melakukan negosiasi dengan lebih dari satu perusahaan farmasi asing untuk memproduksi vaksin lebih lanjut secara lokal.

Kementerian Kesehatan sebelumnya mengumumkan bahwa produksi vaksin lokal akan digandakan, dan produksi itu akan mencapai 1 juta dosis per hari. Menteri Kesehatan Mesir Hala Zayed mengatakan, sekarang “tidak ada tantangan” terkait dengan kurangnya vaksin. Kementerian Kesehatan juga bergerak untuk memvaksinasi mahasiswa dan pegawai negeri, serta memvaksinasi anak usia 12 hingga 18 tahun. 

“Kami masih berada di gelombang keempat, dan ini meminta kami untuk menerapkan tindakan pencegahan seperti jarak sosial dan memakai masker, dan menjauhi pertemuan, untuk membatasi gelombang ini,” kata Taj El-Din, menambahkan bahwa gelombang keempat telah 'kurang intens' dari lonjakan sebelumnya karena vaksinasi meningkat dan orang-orang berkomitmen untuk tindakan pencegahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement