Ahad 10 Oct 2021 00:05 WIB

Jadi Kelompok Rentan, Seberapa Buruk Covid-19 pada Anak?

Anak-anak menjadi kelompok rentan Covid-19 karena belum bisa divaksinasi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Anak-anak menjadi kelompok rentan Covid-19 karena belum bisa divaksinasi.
Foto: www.freepik.com.
Anak-anak menjadi kelompok rentan Covid-19 karena belum bisa divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak tergolong pada kelompok rentan Covid-19, apalagi mereka masih belum mendapat akses vaksinasi. Hingga kini, belum ada satupun merek vaksin Covid-19 yang disetujui oleh pemerintah Indonesia untuk disuntikan kepada anak di bawah usia 12 tahun.

Meski kemungkinan keparahan atau meninggal karena Covid-19 pada anak persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan dewasa, kasus pada anak tidak bisa disepelekan. Di AS misalnya, sekitar 5 juta anak di bawah 18 tahun telah terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pandemi dimulai. Tentu ini bukan jumlah yang sedikit.

Baca Juga

“Kabar baiknya adalah bahwa ini bukan masalah umum untuk anak-anak. Kabar buruknya adalah anak-anak tidak kebal terhadap virus SARS-CoV-2,” kata kepala pediatrik di Tufts Children's Hospital, Dr Daniel Rauch.

Merujuk pada analisa USA Today, dikutip Ahad (10/10), disebutkan bahwa saat gelombang varian delta menyerang AS dan protokol kesehatan dilonggarkan, kasus positif pada anak lebih tinggi dibanding orang dewasa lebih tua (50 tahun ke atas). Ini sebagian besar dipicu oleh banyak orang dewasa yang sudah divaksinasi.

“Anak-anak sebenarnya mendorong kenaikan proporsi kasus. Tetapi sebagian besar rawat inap dan kematian terjadi pada kelompok yang lebih tua,” kata chief medical informatics officer di M Health Fairview Minnesota, Dr Bryan Jarabek.

Pada bulan Agustus dan September, tak lama setelah kasus mulai meningkat, rawat inap anak-anak dengan Covid-19 juga meningkat di seluruh AS. Setidaknya tiga dari 100 ribu anak dirawat karena Covid-19, dan sejak 5 September kasus mulai berangsur menurun.

Namun, pelayanan kesehatan pediatrik (kesehatan anak) di belasan negara bagian AS termasuk Michigan, Oklahoma, Utah, Delaware, dan Vermont, kembali mengalami peningkatan dalam dua minggu terakhir.

Mulai dilonggarkannya protokol kesehatan juga disinyalir menjadi salah satu penyebab anak dirawat di rumah sakit selama musim panas dan dalam beberapa minggu terakhir. Dokter penyakit menular pediatrik di OU Health Oklahoma, Dr Donna Tyungu, menambahkan bahwa sekolah tatap muka juga berkontribusi terhadap kenaikan kasus Covid-19 pada anak.

"Jelas, selama delapan minggu terakhir kami telah melihat peningkatan dramatis dalam kasus Covid-19 dan rawat inap pada anak-anak. Itu dimulai tepat ketika mereka sekolah,” kata Dr Donna Tyungu.

Lalu kiranya berapa banyak anak yang meninggal karena Covid-19? Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat, dari 73 juta anak di AS, kurang dari 700 anak telah meninggal karena Covid-19 selama pandemi. Lalu sekitar 50 ribu anak di bawah 14 tahun telah meninggal karena semua penyebab sejak awal pandemi.

“Jika mereka sudah cukup umur untuk memenuhi syarat vaksin, saya harap orang tua bisa mendampingi anak-anaknya untuk vaksin,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement