Jumat 08 Oct 2021 16:19 WIB

RNI Ajak Milenial Jadi Petani Tebu

Profil sebaran data petani tebu saat ini terbanyak di wiayah Jawa Barat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petani menyiapkan bibit tebu desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu, Jawa Barat, Senin (23/11). PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus meningkatkan Kemitraan dengan petani tebu.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Petani menyiapkan bibit tebu desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu, Jawa Barat, Senin (23/11). PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus meningkatkan Kemitraan dengan petani tebu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus meningkatkan Kemitraan dengan petani tebu. Direktur Utama PT RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini terdapat 23.559 Petani tebu rakyat yang tersebar di pulau Jawa, diantaranya 4.136 Petani di wilayah Jawa Barat, sebanyak 653 Petani di Jawa Tengah dan 18.770 Petani tebu di Jawa timur.

“Mitra petani berperan dalam produksi tebu dan bahan baku di pabrik gula, oleh karenanya peningkatan kemitraan dengan petani tebu terus dilakukan bersinergi dengan BUMDes setempat," kata Arief dalam Siaran Pers, Jumat (8/10).

Arief menyebut, profil sebaran data petani tebu saat ini terbanyak di wiayah Jawa Barat dengan jumlah 4.136 Petani, sebaran data diantaranya Kabupaten Cirebon 1.262 Petani, Kabupaten Indramayu 719 Petani, Kabupaten Kuningan 38 Petani, Kabupaten Majalengka 1.601 Petani, Subang 515 dan Sumedang 1 Petani.

Sementara data sebaran mitra petani tebu di Jawa Timur tercatat sebanyak 18.770 Petani dengan sebaran diantaranya Kabupaten Bojonegoro 89 Petani, Gresik 77 Petani, Jombang 38 Petani, Kediri 25 Petani, Lamongan 2 Petani, Madiun 326 Petani, dan Magetan 696 Petani.

Kemudian terdapat pula di Malang 16.786 Petani, Mojokerto 44 Petani, Nganjuk 73 Petani, Ngawi 396 Petani, Pasuruan 67 Petani, Ponorogo 51 Petani, Sidoarjo 98 Petani dan Tuban 2 Petani. Untuk sebaran data Jawa Tengah tercatat sebanyak 653 Petani Tebu.

“Kami berharap dengan peningkatan kemitraan petani ini dapat terus meningkatkan juga minat masyarakat lokal di daerah untuk bergabung menjadi petani modern, bahkan diharapkan kedepan profesi petani tebu turut dapat didominasi oleh generasi milenial, sinergi dengan Kementerian Pertanian,” katanya.

Menurutnya, ekosistem pangan harus terus dilakukan transformasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, salah satunya sektor Pertanian. Hal ini pun sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang berharap generasi milenial dapat berkontribusi sebagai motor penggerak sektor pertanian.

“Sesuai komitmen kami dalam peningkatan kemitraan dengan Mitra Petani tebu, kami mengajak millennial untuk ikut berperan sebagai petani dan berkontribusi untuk transformasi industri gula nasional,” harapnya.

Selain itu, Akademisi Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito mengatakan program kemitraan dengan petani dirancang untuk menciptakan ekualitas dan paradigma baru yang didorong oleh Negara untuk menciptakan fairness dalam memenuhi hak Pemangku Kepentingan.

“Program Kemitraan dengan melibatkan BUMDes dengan pendekatan empowerment dapat menjadikan masyarakat petani sebagai subjek strategis dan untuk kesejahteraan petani," jelas Arie

Menurut Arie, mari dudukkan kemitraan pada value sesungguhnya dengan mengoptimalkan interaksi dengan para petani, peningkatan pemberdayaan, desain implementatif masyarakat petani kepada yang belum bergabung.  

“Saya berharap semua memiliki komitmen menjaga kemitraan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas industri gula maupun pertanian dengan cara positif, memperkuat kemitraan dengan dialog pemberdayaan yang menjadikan petani sebagai subjek, desa sebagai subjek yang tujuannya untuk mencapai kesejahteraan petani," katannya.

Arie menambahkan pendekatan kemitraan selama ini telah berhasil mendorong pemberdayaan petani, BUMDes dan produktivitas industri gula yang satu sama lain bisa saling menopang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement