Jumat 08 Oct 2021 10:58 WIB

Bali, NTT, dan NTB Berisiko Tinggi Alami Kekeringan

Hari tanpa hujan paling panjang selama 179 hari terjadi di wilayah Kupang, NTT.

Bali, NTT, dan NTB Berisiko Tinggi Alami Kekeringan
Foto: Foto : MgRol_94
Bali, NTT, dan NTB Berisiko Tinggi Alami Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bagian wilayah Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur berisiko tinggi mengalami kekeringan. Siaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (8/10), menyebutkan hari tanpa hujan ekstrem panjang terjadi di wilayah Bali, NTB, dan NTT menurut hasil pemantauan hingga 30 September 2021.

Hari tanpa hujan paling panjang selama 179 hari terjadi di wilayah Kupang, NTT. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian III September 2021, sebanyak 11,99 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dan sisanya masih mengalami musim kemarau.

Baca Juga

Menurut hasil pemantauan BMKG, hujan kategori rendah (kurang dari 20 mm/10 hari) yang bisa menyebabkan kekeringan meteorologis berpeluang terjadi di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Bali, Maluku, NTT, dan NTB. Kekeringan berpotensi terjadi di Buleleng, Provinsi Bali; Bima, Provinsi NTB; serta Belu, Flores Timur, Kupang, Nagekeo, Sumba Barat, dan Sumba Timur di Provinsi NTT.

Selain itu, menurut BMKG, daerah Dompudan Lombok Timur di NTB serta Ende, Ngada, Sikka, dan Timortengah Selatan di NTT statusnya siaga menghadapi kekeringan. Sedangkan daerah Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku serta Alor dan Timortengah Timur di NTT statusnya waspada menghadapi kekeringan.

BMKG menyampaikan imbauan kepada warga untuk mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement