Jumat 08 Oct 2021 10:56 WIB

Pengamat Militer: Letjen Dudung Kandidat Kuat Panglima TNI

Pergantian Panglima TNI kali ini sepertinya akan terkoneksi dengan reshuffle kabinet

Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman.
Foto: Dok Penkostrad
Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi militer Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, menduga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengulur waktu pergantian Panglima TNI. Padahal, Marsekal Hadi Tjahjanto akan berusia 58 tahun pada 8 November 2021. Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu tercatat akan pensiun pada 1 Desember 2021.

Dengan kondisi seperti itu, harusnya Jokowi sudah mengirim surat presiden (surpres) pergantian Panglima TNI ke pimpinan DPR. Sayangnya, DPR juga sedang reses hingga akhir Oktober 2021. Sehingga, pergantian Panglima TNI sepertinya baru terjadi pada November 2021, atau sengaja menghabiskan masa pengabdian Hadi.

Menurut Ginting, Jokowi belum juga menunjukkan gelagat siapa pengganti Hadi. Hal itu mengindikasikan Jokowi tidak ingin ada kandidat tertentu yang menjadi Panglima TNI. "Pertarungan masih keras ini," kata Ginting kepada Republika di Jakarta, Jumat (8/10).

Menurut Ginting, pergantian Panglima TNI kali ini sepertinya akan terkoneksi dengan reshuffle kabinet. Hal itu setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung, dan sepertinya akan mendapat posisi menteri.

 

Dengan skenario tersebut, Ginting memprediksi, posisi Panglima TNI tidak lagi menjadi persaingan antara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa versus Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono. "Saya prediksi pergantian KSAD bersamaan reshuffle. Sedangkan Panglima TNI beberapa hari kemudian, sebelum 8 November 2021," ucap wartawan senior tersebut.

Dia mengakui, belakangan ini, Andika kerap mempromosikan dirinya, dengan membuat kebijakan yang mendapat sorotan media. Pun Yudo terus muncul di media, karena menghadiri berbagai acara terkait serbuan Covid-19. "Luar biasa tarik-menarik mengkampanyekan dirinya, tapi jangan lupa (pemilihan Panglima TNI) subjektif presiden," kata Ginting.

Baca juga : #PercumaLaporPolisi Trending, Ini Keterangan Mabes Polri

Hanya saja, Ginting menyoroti masa dinas Andika yang tinggal setahun jika ia dipilih menjadi Panglima TNI pada November mendatang, menggantikan Hadi. Dalam sejarahnya, sangat jarang Panglima TNI terpilih memiliki sisa masa dinas sebentar, karena tak efektif membuat kebijakan. Adapun Yudo juga belum tentu terpilih melihat dinamika terkini.

Ginting menyajikan skenario, bisa saja Andika ditarik ke kabinet atau mendapat posisi menteri. Dengan begitu, posisi KSAD kosong, dan akan diduduki Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman. "Pengganti Andika jadi KSAD, dia juga bisa langsung jadi Panglima TNI, karena sudah bintang empat. Jadi Dudung yang cukup kuat namanya dilantik menjadi KSAD, maka dia juga bisa menjadi Panglima TNI," ujar dosen Unas tersebut.

Menurut Ginting, skenario seperti itu sangat mungkin terjadi. Apalagi, syarat menjadi Panglima TNI adalah pernah menjabat kepala staf. Sehingga, peluang Dudung menjadi Panglima TNI sangat besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement