Kamis 07 Oct 2021 14:47 WIB

Walau Tingkat Vaksinasi Tertinggi, Portugal tak Lengah

Vaksinasi harus terus dilakukan untuk memenangkan pertempuran Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bendera Portugal. Vaksinasi harus terus dilakukan untuk memenangkan pertempuran Covid-19.
Foto: pixabay
Bendera Portugal. Vaksinasi harus terus dilakukan untuk memenangkan pertempuran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Bar dan klub Portugal telah dibuka untuk pertama kalinya sejak Maret 2020. Restoran beroperasi tanpa batasan jumlah rombongan seiring dengan tidak ada lagi karantina wilayah dan tidak ada lagi masker di luar ruangan.

Tingkat infeksi Covid-19 dan penerimaan ke rumah sakit dari virus telah turun ke level terendah dalam hampir 18 bulan. "Karena sebagian besar pembatasan yang diberlakukan oleh hukum hilang, kita akan memasuki fase yang didasarkan pada tanggung jawab semua orang," kata Perdana Menteri Antonio Costa baru-baru ini.

Baca Juga

"Kita tidak boleh lupa pandemi belum berakhir," tegas Costa.

Pelanggan di tempat hiburan harus menunjukkan sertifikat vaksinasi digital atau tes Covid-19 negatif. Masker masih wajib di transportasi umum serta di rumah sakit, panti jompo, dan pusat perbelanjaan.

Pelonggaran dan kasus yang rendah tidak dipungkiri berkat usaha vaksinasi yang sukses. Kelompok yang memenuhi syarat untuk divaksinasi berusia di atas 12 tahun memiliki persentase orang yang divaksinasi lengkap mendekati 100 persen.

Namun, Kepala Satuan Tugas Vaksinasi Covid-19 Wakil Laksamana Henrique de Gouveia e Melo menyatakan vaksinasi harus terus dilakukan untuk memenangkan pertempuran Covid-19. "Saya tidak peduli apakah kita nomor satu, dua, atau tiga dalam hal vaksinasi. Yang saya inginkan adalah mengendalikan virus, memvaksinasi sebanyak mungkin orang yang memenuhi syarat sehingga virus tidak memiliki ruang untuk bermanuver," ujarnya.

Gouveia e Melo pun mendukung pendistribusian vaksin ke berbagai negara, termasuk negara miskin yang kekurangan dosis. Dia menyayangkan sikap beberapa negara kaya yang ragu-ragu dalam upaya vaksinasi. "Saya tidak setuju dengan itu. Bukan hanya karena etika dan moral, tetapi juga karena itu bukan strategi dan sikap rasional yang terbaik," paparnya.

"Kami telah memenangkan pertempuran (tetapi) saya tidak tahu apakah kami telah memenangkan perang melawan virus. Ini adalah perang dunia. Kami melakukan vaksinasi berlebihan di negara-negara kaya dan kemudian tidak ada vaksinasi di negara-negara miskin," kata Gouveia e Melo.

Dilansir ABC pada Rabu (6/10), Portugal telah melihat lebih dari 1,07 juta orang terinfeksi Covid-19 atau sekitar satu dari 10 populasinya. Sedangkan kasus kematian telah mencapai sekitar 18 jiwa jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement