Kamis 07 Oct 2021 13:25 WIB

Pengamat: Kinerja Airlangga Dekatkan Kelompok Religius

Latar belakang keagamaan dinilai masih dianggap penting dan relevan oleh pemilih.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri Haul Kiai Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/9).
Foto: Istimewa
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri Haul Kiai Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta--Peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai kinerja Airlangga Hartarto membuat kelompok religius dan komunitas muslim bisa mendekat. Bahkan, kelompok religius juga mulai mendorong Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menggandeng kelompok religius sebagai calon wakil presiden.

Saidiman mengatakan, tokoh yang dipersepsikan publik memiliki pengalaman dan integritas, lebihmudah meraih dukungan publik. “Mereka yang dipersepsi memiliki pengalaman, integritas dan dekat dengan publik, akan lebih mudah untuk meraih dukungan publik, apa pun latar belakang demografisnya,” tutur Saidiman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (6/10).

Terkait hal tersebut, Saidiman menilai, Airlangga memiliki keunggulan untuk lebih mengedepankan kualitas personalnya. Sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga dinilai menjadi tokoh sentral dalam pemulihan ekonomi, kesehatan, dan akselerasi pembangunan di masa-masa sulit.

“Jika ini berhasil disosialisasikan dengan baik ke publik, saya kira publik akan lebih terbuka untuk menerima. Fakta bahwa mulai banyak elit yang memperhitungkan Airlangga adalah bukti bahwa dia memiliki daya tarik elektoral yang cukup tinggi, berdasarkan kinerja dan platform yang melekat pada dirinya sejauh ini,” kata Saidiman.

Sebelumnya, Partai Golkar menegaskan posisi mereka untuk menempatkan Airlangga sebagai calon presiden untuk 2024. Rencana tersebut memperoleh respons positif dari kelompok agamais. Muhammadiyah, misalnya, yang meminta Airlangga menjadikan tokoh dari Muhammadiyah atau NU sebagai cawapres.

Baca juga : Jokowi Pimpin Upacara Penetapan Komcad Bentukan Prabowo

Selain organisasi kemasyarakatan, partai politik berlatar agama juga melakukan hal serupa. PPP, misalnya, yang berencana memasangkan Airlangga dengan Suharso Manoarfa, atau PAN yang menyodorkan nama Sutrisno Bachir sebagai calon pendamping Airlangga.

Menurut Saidiman, pembentukan poros nasionalis-religius menandakan politik Indonesia masih dikendalikan faktor sosiologis. Dimana latar belakang demografis keagamaan dianggap penting dan relevan oleh pemilih.

Pernyataan Saidiman merespons banyaknya desakan dari kelompok agamais, seperti Muhammadiyah dan partai politik berbasis agama, semisal PPP, PKB, juga PAN, yang meminta Airlangga Hartarto menempatkan tokoh dari perwakilan komunitas Muslim sebagai calon wakil presiden untuk 2024.

“Airlangga Hartarto ditempatkan sebagai wakil kelompok abangan atau nasionalis. Jika dia maju sebagai calon presiden, maka wakil yang ideal dalam perspektif ini adalah tokoh yang berasal dari kalangan kelompok atau partai Islam,” kata Saidiman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement