Rabu 06 Oct 2021 22:27 WIB

Sebanyak 79 Dosen Baru IPB  Ikuti Masa Orientasi

Menjadi dosen IPB University mau tidak mau harus bisa berinovasi.

Rektor IPB Prof Dr Arif Satria.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB Prof Dr Arif Satria.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 79 dosen baru IPB University mengikuti Masa Orientasi Dosen IPB (MODI), pada  Senin (4/10). Masa orientasi ini bertujuan memberikan pemahaman tentang kompetensi dosen baru di IPB University.

Direktur Sumberdaya Manusia IPB University, Dr Heti Mulyati menyampaikan masa orientasi dosen ini sudah kali kedua diselenggarakan. Ia menjelaskan, masa orientasi ini bertujuan memberikan pemahaman tentang kompetensi dosen dan mengaktualisasikan komponen tersebut  ke dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi.

“Dosen baru diharapkan ada perubahan perilaku dan pola pikir yang adaptif terhadap perubahan,” katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dari 79 orang peserta MODI, sebanyak 44 orang merupakan dosen IPB University dari Sekolah Vokasi, 6 orang dari Fakultas Pertanian,  5 orang dari Fakultas Kedokteran Hewan, 6 orang dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,  3 orang dari Fakultas Peternakan, 1 orang dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, 1 orang dari Fakultas Teknologi Pertanian, 5 orang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4 orang dari Fakuktas Ekonomi dan Manajemen, 2 orang dari Fakultas Ekologi Manusia dan 2 orang dari Sekolah Bisnis.

Lebih lanjut, Dr Heti menyampaikan materi yang diberikan kepada para peserta mencakup materi tentang kampus IPB University. Materi tersebut meliputi peran setiap organisasi, kompetensi socio-cultural dan kompetensi teknis serta sikap dan perilaku bela negara.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya berpesan kepada dosen baru IPB University. Ia mengajak supaya dosen bersama-sama mengemban visi IPB University, sehingga mengetahui kemana IPB University akan dibawa dan akan menjadi apa.

“Visi IPB University adalah menjadi techno-socio entrepreneurial university. Technoentrepreneur artinya adalah orang yang mengembangkan inovasi, sehingga perguruan tinggi yang bisa  mengembangkan inovasi untuk usaha dan pengembangan masyarakat,” kata Prof Arif Satria.

Ia juga menyebut, menjadi dosen IPB University mau tidak mau harus bisa berinovasi. Selain itu, katanya, pemahaman terhadap sistem juga penting, terutama untuk mengetahui role of the game. Hal ini bisa terkait dengan sistem keuangan, fasilitas, sumberdaya manusia maupun aset.

“Dosen ini akan menjadi  orang yang akan mengkomunikasikan atau mengajar kepada mahasiswa, itu artinya mahasiswa akan mendengar apa yang dikatakan dosennya, sehingga kita harus punya kredibilitas, kompetensi, bidang keahlian kita, punya kompetensi, karakter dan kepedulian,” tambah Prof Arif Satria.

Ia menekankan bahwa kredibilitas dosen menjadi modal. Pasalnya, mahasiswa hanya bisa mendengar dan menyerap apa yang dosen sampaikan. Dengan demikian, dengan kredibilitas yang baik, seorang dosen akan dipercaya oleh mahasiswa.

“Seorang dosen juga sangat dibutuhkan untuk bisa menginspirasi mahasiswanya memberikan ide juga pemikiran, bagaimana memberikan  manfaat yang lebih sustain sebagai  implikasi jangka panjang kepada mahasiswa,” kata Prof Arif Satria.

Hal penting lainnya adalah kepercayaan diri. Prof Arif Satria menyebut, dosen IPB University sangat penting memiliki modal optimisme. Menurutnya, dosen yang tidak percaya diri tidak akan pernah mendapat tempat di mata mahasiswanya.

Prof Arif Satria juga menegaskan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengasah kemampuan belajar dengan cepat. “Saat ini  kita dihadapkan dalam satu disrupsi dari tiga kejadian  yaitu climate change, Covid-19 dan revolusi industri 4.0,” kata Prof Arif Satria.

Menurutnya, orang yang memiliki daya transformasi besar, akan menekankan pada agility, self confidence, optimis, imajinasi dan kreativitas “Kita punya mimpi yang luar biasa untuk memandu dan menjalankan tugas- tugas kita, yaitu dengan berani memulai hal yang baru, membuat sesuatu yang belum pernah ada. Hal tersebut akan membuat IPB University menjadi besar,” jelas Prof Arif Satria.

Ia pun menekankan untuk menghadirkan future practise, bukan lagi best practise. Usaha ini supaya mampu menjadi leader trendsetter dan agen perubahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement