Rabu 06 Oct 2021 20:06 WIB

Menperin: Industri Batik Perkuat Identitas Bangsa

Pembangunan industri batik berorientasi pada industri yang mandiri dan berdaulat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja membatik kain (ilustrasi). Pemerintah menyebut, industri batik memperkuat identitas bangsa.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Pekerja membatik kain (ilustrasi). Pemerintah menyebut, industri batik memperkuat identitas bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Penetapan hari Batik Nasional ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia.

"Kami meyakini, kelestarian batik sebagai budaya, bahkan sebagai identitas bangsa Indonesia, berhubungan sangat erat dengan kehadiran industri batik itu sendiri," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021 di Yogyakarta yang ditayangkan secara virtual, Rabu (6/10).

Baca Juga

Industri batik dalam negeri, lanjut Agus, semakin berdaya saing dan mampu menghasilkan batik-batik yang diminati pasar. Terlebih, harga batik dalam negeri terbilang terjangkau di setiap tingkatan pangsa pasar dengan profit yang baik untuk pelaku usahanya.

Maka, pembangunan industri batik di Indonesia harus berorientasi pada arah pembangunan industri yang mandiri dan berdaulat. Yaitu pembangunan industri yang mengoptimalkan kehadian sumber daya dalam negeri sebagai pemangku kepentingan pembangunan.

Industri yang maju dan berdaya, yaitu industri yang memliki keunggulan daya saing dan penguasaan pasar serta mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif pada kehadiran teknologi saat ini. "Sementara, industri yang berkeadilan dan inklusif, yaitu industri yang manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat," ungkap Agus.

Meski saat ini masih dalam kondisi yang belum cukup ideal menjalankan aktivitas, bukan berarti produktivitas dan kreativitas harus berhenti. Agus menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021.

Selain sebagai perayaan tahunan Hari Batik Nasional, acara ini juga dapat menjadi wadah sinergi bersama bagi para pemangku kepentingan industri kerajinan dan batik untuk hadir bersama. Sekaligus turut bersinergi membangun industri kerajinan dan batik yang mandiri, berdaulat, maju, berdaya saing, berkeadilan, dan inklusif.

Agus berharap, pembinaan kepada para pelaku IKM batik terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Sebab, dengan jumlahnya yang besar dan merata di seluruh penjuru tanah air, industri batik bisa menjadi penggerak perekonomian daerah dan berpotensi menjadi pengungkit industri kecil dan menengah lainnya.

"Saya juga berharap, kegiatan pembinaan tenant baru di bidang batik melalui program Innovating Jogja yang telah diselenggarakan beberapa tahun ini, bisa memberikan dampak besar serta turut menumbuhkan wirausahawan industri baru di bidang batik dari semua kalangan," ujar dia.

Rangkaian kegiatan Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021, terdiri dari kegiatan diskusi virtual bertajuk Ngobrol Pagi Penuh Inspirasi (NGOPPI), workshop batik bagi penyandang disabilitas), Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) 2021, serta penyelenggaraan Inkubator Bisnis melalui program Innovating Jogja 2021.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement