Rabu 06 Oct 2021 17:45 WIB

Lukaku Antara Conte vs Tuchel

Usai partai melawan Zenit, Lukaku mulai mandul.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Muhammad Akbar
 Reaksi Romelu Lukaku dari Chelsea setelah mencetak keunggulan 1-0 dalam pertandingan sepak bola grup H Liga Champions UEFA antara Chelsea FC dan Zenit St. Petersburg di London, Inggris, 14 September 2021.
Foto: EPA-EFE/Facundo Arrizabalaga
Reaksi Romelu Lukaku dari Chelsea setelah mencetak keunggulan 1-0 dalam pertandingan sepak bola grup H Liga Champions UEFA antara Chelsea FC dan Zenit St. Petersburg di London, Inggris, 14 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Romelu Lukaku memulai dengan baik pada petualangan keduanya di Chelsea. Ia mencetak gol di partai debut kontra Arsenal.

Setelahnya ia membuat brace pada satu partai kandang di Liga Primer Inggris, kontra Aston Villa. Ia juga mencetak gol tunggal kemenangan the Blues atas Zenit Saint Petersburg di Stamford Bride. Itu terjadi di pentas Liga Champions.

Usai partai melawan Zenit, Lukaku mulai mandul. Dalam lima pertandingan terakhir di berbagai ajang, ia gagal menggetarkan jala lawan. Situasi demikian memancing perdebatan antara Antonio Conte dengan Thomas Tuchel.

Conte adalah mentor sang bomber saat masih berseragam Inter Milan. Jelas ia mengenal kapasitas eks anak asuhnya itu. Selama berada di Inter, striker Belgia itu mengoleksi 64 gol dalam 95 pertandingan.

"Saya rasa Chelsea belum menemukan cara untuk menggunakannya," kata sosok yang kini menjadi komentator di Sky Sports Italia itu, dikutip dari mirror.co.uk, Rabu (6/10).

Bahasa lainnya, ia menilai Tuchel belum menemukan formula yang tepat, agar bisa mengeluarkan potensi terbaik Lukaku. Conte memahami, sang penyerang selalu berbahaya di kotak penalti lawan. Tapi alangkah lebih baiknya, jika eks Manchester United tidak dibiarkan statis menunggu di depan.

"Sangat sulit menemukan pemain yang bisa menjadi target man tetapi juga bisa berlari dari lini tengah," ujar Conte.

Ketika ditanya tentang analisis tersebut, Tuchel mengaku tidak tersinggung. Ia merasa Conte memiliki hak untuk berbicara. Ia hanya merasa pelatih Italia tak memperhatikan pergerakan Lukaku saat Chelsea berhadapan dengan Tottenham Hotspur.

Kemudian bagaimana reaksi Lukaku sendiri. Penyerang 28 tahun sedang bertugas di negaraya. Ia akan membela Belgia menghadapi Prancis pada semifinal UEFA Nations League, di Stadion Allianz, Turin, Jumat (8/10).

Nampaknya, sang bomber lebih sepakat dengan ide Conte. Kendati ia tidak menjelaskan hal itu secara gamblang. Menurut Lukaku, ia bukan seorang target man tradisional.

"Saya tidak bermain seperti itu, dan saya membencinya. Kekuatan terbesar saya adalah, ketika saya menghadap ke gawang (lawan). Setelah saya mengoper bola, saya tahu di mana saya harus memposisikan diri di dalam kotak penalti," ujar Lukaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement