Rabu 06 Oct 2021 16:28 WIB

Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Meningkat

Bandara Soekarno-Hatta juga sudah memberlakukan integrasi data penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus raharjo
Calon penumpang pesawat berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/9/2021). Kementerian Perhubungan menyatakan pintu masuk untuk penerbangan internasional hanya melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dan Bandara Sam Ratulangi, Manado sebagai pencegahan penyebaran varian Mu (B.1.621) masuk ke Indonesia melalui simpul-simpul transportasi yang melayani rute internasional.
Foto: Antara/Fauzan
Calon penumpang pesawat berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/9/2021). Kementerian Perhubungan menyatakan pintu masuk untuk penerbangan internasional hanya melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dan Bandara Sam Ratulangi, Manado sebagai pencegahan penyebaran varian Mu (B.1.621) masuk ke Indonesia melalui simpul-simpul transportasi yang melayani rute internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) mulai mencatat peningkatan jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Hal tersebut terjadi menyusul penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 4 ke level 3 di Jawa dan Bali.

"Di masa PPKM saat ini sudah sekitar 45 ribu hingga 50 ribu pergerakan penumpang," kata VP of Corporate Communication AP II Yado Yarismano kepada Republika.co.id, Rabu (6/10).

Sementara saat PPKM Level 4 sebelumnya, penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mengalami penurunan. AP II mencatat, trafik penumpang di Bandara Soekarno-Hatta saat PPKM Level 4 diberlakukan hanya 10 hingga 13 ribu pergerakan perharinya.

Meskipun saat ini sudah ada peningkatan, Yado memastikan angka tersebut masih di bawah jumlah penumpang sebelum PPKM diberlakukan. "Pergerakan penumpang 45 ribu hingga 50 ribu ini masih di bawah trafik sebelum PPKM darurat," jelas Yado.

Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta juga sudah memberlakukan integrasi data penumpang per 30 September melalui digitalisasi. Hal tersebut merupakan bagian dari prosedur kedatangan internasional untuk mengantisipasi penularan Covid-19 termasuk varian barunya.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini sudah disiapkan infrastruktur teknologi informasi untuk memudahkan pelaporan atau integrasi data penumpang pesawat. AP II menyiapkan aplikasi Health Protocol Readiness untuk digunakan maskapai dan stakeholder Bandara Soekarno-Hatta.

"Aplikasi ini mempermudah pelaporan atau integrasi data penumpang pesawat internasional yang akan tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, sesuai yang diamanatkan di dalam surat Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub,” kata Awaluddin.

Ia menuturkan, di bandara keberangkatan, maskapai dapat mengisi data-data penumpang ke aplikasi Health Protocol Readiness. Dengan begitu ketika penumpang masih dalam penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta, stakeholders sudah menerima data-data penumpang tersebut.

Data penumpang yang diterima stakeholder kemudian menjadi dasar penanganan dan pengaturan di area kedatangan internasional. Selanjutnya, ketika penumpang pesawat tiba di Terminal 3 maka sudah dilakukan pengkondisian di area kedatangan internasional sehingga prosedur dapat dijalankan dengan baik oleh KKP Kemenkes, AP II, dan stakeholder lainnya.

Lalu di area kedatangan internasional, penumpang pesawat cukup melakukan registrasi dengan menyebutkan nama atau nomor paspor untuk kemudian mendapatkan barcode. Barcode tersebut digunakan untuk memproses validasi dokumen kesehatan, tes PCR di dalam terminal, pengambilan tes PCR, naik bus guna persiapan karantina, hingga proses di lokasi karantina.

“Integrasi data penumpang pesawat yang didukung aplikasi Health Protocol Readiness ini membuat pengaturan penumpang datang menjadi lebih baik," tutur Awaluddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement