Rabu 06 Oct 2021 15:52 WIB

Properti Jakut Tetap Diminati Meski Terancam Tenggelam

Pengembang properti Jakut gunakan teknologi siasati ancaman penurunan tanah.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung melihat produk properti.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat produk properti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Properti di Jakarta Utara (Jakut) masih tetap diminati meski mengalami penurunan tanah setiap tahunnya dan terancam tenggelam. Colliers International Indonesia melihat harga properti di kawasan tersebut bahkan terbilang tinggi.

Director Advisory Sales Colliers International Indonesia, Monica Koesnovagril, mengatakan ancaman tenggelamnya Ibu Kota yang dimulai dari daerah pesisir Jakarta Utara merupakan isu lama yang diangkat kembali ke permukaan. Para pengembang properti pun sudah melakukan berbagai upaya dalam menyiasati permasalahan tersebut, termasuk dengan menggunakan teknologi tinggi. Hal ini pula yang membuat harga properti di kawasan Jakarta Utara tetap tinggi walau terjadi penurunan tanah setiap tahunnya.

Baca Juga

"Aman tidak aman bisa dilakukan dengan teknologi, makanya kenapa harganya jadi lebih mahal terutama infrastrukturnya. Karena mereka menggunakan teknologi untuk mengatasi ini," kata Monica, Rabu (6/10).

Sementara itu, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan salah satu hal yang membuat properti kawasan Jakarta Utara masih diminati karena faktor lingkungan dan kenyamanan. Ada konsumen yang lebih nyaman di kawasan itu karena lebih dekat dengan komunitas dan lingkungannya. "Ini daerah memang sudah ada komunitasnya sehingga tetap banyak yang membeli," kata Ferry.

 

Sejumlah riset menyebut Ibu Kota Negara dan daerah di Pantura Jabar rawan tenggelam. Menurut Profesor Riset bidang Meteorologi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan, penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut, mempercepat tenggelamnya sejumlah titik di Jakarta dan Pantura Jawa.

Eddy menuturkan, proyeksi terendamnya beberapa lokasi di Jakarta dan beberapa kota pesisir di sepanjang Pantura, terjadi akibat tiga faktor utama. Yakni, perubahan iklim yang mengarah pada kenaikan muka air laut, laju penurunan muka tanah dan kondisi lokal setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement