Rabu 06 Oct 2021 06:50 WIB

Alasan Garuda tak Diajak Gabung Holding Aviasi

Sisi finansial Garuda Indonesia belum sehat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia. ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah membentuk holding aviasi pada Senin (4/10). Namun, Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai Indonesia tak tergabung dalam holding ini.

Keputusan ini diambil perusahaan mengingat saat ini Garuda Indonesia masih melakukan restrukturisasi. Pemerintah menanti Garuda sehat sebelum bergabung ke dalam holding.

Baca Juga

"Kami nggak mau kalau Garuda nggak sehat malah jadi beban di Holding. Kita nggak mau kalau ada yang nggak  baik. Kita mau penggabungan di holding itu clean agar tak menjadi beban di masa depan holdingnya," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam bincang bersama wartawan, Selasa (5/10).

Ia menilai, jika memang Garuda Indonesia dari sisi finansial belum sehat maka sebaiknya tidak tergabung dalam holding. Menurutnya, sebuah pemaksaan jika Garuda yang belum sehat malah masuk ke holding, ini akan berdampak pada perusahaan lainnya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai membentuk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Tahap awal adalah penetapan jajaran direksi dan jajaran komisaris PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Perusahaan ini akan menjadi induk dari Holding BUMN Pariwisata.

Plt. Asisten Deputi Bidang Jasa Pariwisata dan Pendukung Kementerian BUMN Endra Gunawan mengatakan, penetapan direksi dan komisaris Aviasi Pariwisata Indonesia menjadi milestone dalam proses pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung.

“PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) akan menjadi pemimpin dari Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung yang merupakan Holding bersifat ekosistem untuk mengintegrasikan berbagai fungsi dalam menunjang sektor Pariwisata," ujar Endra.

Di tahap pertama, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) menjadi pemimpin Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Sedangkan anggota dari holding ini adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

“Keberadaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebagai pemimpin holding akan bermanfaat bagi seluruh pelaku di sektor pariwisata. Holding menjadi motor penggerak sektor pariwisata guna memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha,” ujar Endra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement