Selasa 05 Oct 2021 12:31 WIB

Serangan Terhadap Warga Palestina Meningkat Dua Kali Lipat

Pemukim melakukan serangan fisik, merusak mobil, dan properti warga Palestina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Serangan Terhadap Warga Palestina Meningkat Dua Kali Lipat. Warga Palestina menggunakan kontainer sampah untuk memblokir jalan di tengah bentrokan dengan tentara Israel saat mengamankan parameter rumah Palestina Amerika Muntasser Shalaby menyusul ledakan terkendali menghancurkan rumah, di desa Tepi Barat Turmus Ayya, utara Ramallah, Kamis, Juli. 8, 2021. Pasukan Israel pada hari Kamis menghancurkan rumah keluarga Shalaby yang dituduh terlibat dalam serangan mematikan terhadap warga Israel di Tepi Barat pada bulan Mei.
Foto: AP/Nasser Nasser
Serangan Terhadap Warga Palestina Meningkat Dua Kali Lipat. Warga Palestina menggunakan kontainer sampah untuk memblokir jalan di tengah bentrokan dengan tentara Israel saat mengamankan parameter rumah Palestina Amerika Muntasser Shalaby menyusul ledakan terkendali menghancurkan rumah, di desa Tepi Barat Turmus Ayya, utara Ramallah, Kamis, Juli. 8, 2021. Pasukan Israel pada hari Kamis menghancurkan rumah keluarga Shalaby yang dituduh terlibat dalam serangan mematikan terhadap warga Israel di Tepi Barat pada bulan Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan pemukim Israel di desa-desa Palestina dan properti di Tepi Barat yang diduduki meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama 2021. Haaretz melaporkan jumlah tersebut jauh berbeda dibandingkan dua tahun terakhir.

Lonjakan itu mungkin terkait dengan perubahan taktik dari pihak berwenang setelah kematian remaja pemukim Ahuvia Sandak yang melarikan diri dari polisi Israel dan pembunuhan ibu berusia 52 tahun Esther Horgan pada Desember 2020. Untuk menghindari pertentangan, pihak berwenang Israel menciptakan aturan baru.

Baca Juga

Pada 2019, 363 serangan pemukim dilaporkan. Sedangkan pada 2020 jumlahnya 507.

Namun, pada paruh pertama 2021 saja, ada 416 serangan anti-Palestina. Jumlah ini menunjukkan lebih dari dua kali lipat angka yang sama pada 2019 dan 2020.

Dari jumlah tersebut, 139 terlibat vandalisme properti Palestina, pelemparan batu, penyemprotan grafiti rasialis, pemotongan ban, dan penebangan pohon. Sejumlah serangan dilakukan oleh kelompok pemukim terkemuka Price Tag dan Hilltop Youth, beberapa di antaranya adalah siswa sekolah agama di permukiman ilegal Tepi Barat.

Dilansir Middle East Eye, Selasa (5/10), selama 2021, 23 warga Palestina telah terluka dibandingkan delapan pada 2020 dan tujun tahun 2019 karena serangan fisik telah meningkat. Serangan pemukim di desa-desa Palestina tetap meningkat selama pembatasan sosial. Sebagian besar terjadi di kota-kota Palestina di Hebron, Ramallah, dan Nablus dan sekitarnya.

Baca juga : PBB Kutuk Serangan Bom Masjid di Kabul

Namun, serangan pemukim Israel tidak eksklusif di Tepi Barat. Warga Palestina Israel dan mereka yang tinggal di Yerusalem Timur yang diduduki telah memiliki properti yang dirusak selama bertahun-tahun.

Pada Desember 2020, penduduk Palestina di lingkungan Shuafat Yerusalem Timur terbangun dan menemukan puluhan mobil dan properti mereka dirusak oleh pemukim. Pada Januari 2021, pemukim Israel membakar sebuah masjid di pinggiran Yerusalem Timur desa Sharafat.

Slogan rasialis tentang orang Arab dan Muslim dituliskan di dinding sebuah masjid di Jish, sebuah kota Palestina di utara Israel pada Februari 2020. Sejumlah mobil juga menjadi sasaran. Beberapa dari serangan ini mengakibatkan kematian warga Palestina, seperti keluarga Dawabshedh di kota Duma Palestina dan penculikan dan pembunuhan remaja Palestina Mohammed Abu Khdier di Shuafat Yerusalem Timur pada 2014.

https://www.middleeasteye.net/news/settler-attacks-palestinians-more-doubled-israel-allowing-them-let-steam-report

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement