Selasa 05 Oct 2021 12:01 WIB

Inflasi September di Sumbar Disebabkan Oleh Kelompok Makanan

Inflasi kelompok makanan disumbang oleh peningkatan harga daging.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan inflasi yang terjadi di Sumbar pada September 2021 disebabkan oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan inflasi yang terjadi di Sumbar pada September 2021 disebabkan oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan inflasi yang terjadi di Sumbar pada September 2021 disebabkan oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Nilai inflasinya sebesar 0,22 persen (mtm) dan andil 0,07 persen mtm.

"Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau disumbang oleh peningkatan harga pada komoditas daging ayam ras, cabai merah, mangga dan Ikan gembolo/ikan aso-aso," kata Wahyu, melalui siaran pers yang diterima dari Humas BI Sumbar, Senin (4/10).

Wahyu menjelaskan daging ayam ras, cabai merah, mangga dan Ikan gembolo/ikan aso-aso menyumbang inflasi dengan nilai andil inflasi masing-masing sebesar 0,10 persen; 0,06 persen; 0,04 persen, dan 0,03 persen mtm. Daging ayam ras mengalami kenaikan harga disebabkan oleh peningkatan harga bibit ayam Day Old Chicken (DOC) serta kenaikan harga pakan utama jagung akibat adanya keterbatasan pasokan.

Peningkatan harga cabai merah didorong oleh keterbatasan pasokan akibat curah hujan yang tinggi di Sumbar. Tingginya curah hujan di Sumbar yang berdampak pada produktivitas hasil pertanian terutama komoditas hortikultura.

Komoditas mangga mengalami kenaikan harga seiring dengan belum masuknya musim panen mangga. Sementara itu, komoditas ikan gembolo/ikan aso-aso mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat cuaca yang kurang baik dan gelombang tinggi di Sumbar pada beberapa pekan terakhir.

Kelompok yang juga mengalami inflasi pada bulan September 2021 yaitu kelompok transportasi, kelompok perumahaan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Masing-masing menyumbang dengan nilai inflasi masing-masing sebesar 0,08 persen; 0,09 persen, 0,07 persen mtm dengan andil sebesar 0,01 persen mtm.

Inflasi pada kelompok transportasi didorong oleh peningkatan harga komoditas mobil dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen (mtm). Komoditas mobil mengalami inflasi disebabkan oleh berkurangnya subsidi PPnBM untuk mobil baru kategori di bawah 1500 cc dan 1500 cc - 2500 cc dengan kandungan lokal tertentu dari sebelumnya sebesar 100 persen menjadi 25 persen. "Namun subsidi pajak 100 persen ini kemudian diputuskan kembali diperpanjang sampai dengan Desember 2021," ucap Wahyu,

Pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, inflasi didorong oleh kenaikan harga sewa rumah dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen mtm. Kenaikan harga sewa rumah ini seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi didorong oleh kenaikan harga nasi dengan lauk yang memiliki andil inflasi sebesar 0,003 persen mtm. Kenaikan harga pada komoditas nasi dengan lauk ini sejalan dengan kenaikan harga pada komoditas bahan pangan di Sumbar terutama daging ayam ras dan cabai merah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement