Selasa 05 Oct 2021 11:24 WIB

Aktivitas Alat Berat Sentul City Ganggu Air Bersih Warga

Sumber air bersih dari warga Kampung Gunung Batu Kidul di desa tersebut terganggu.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Rocky Gerung (tengah) bersama kuasa hukumnya, Haris Azhar (kanan) menggelar konferensi pers terkait kasus kepemilikan lahan dengan PT Sentul City, di kediamannya di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Senin (13/9).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Rocky Gerung (tengah) bersama kuasa hukumnya, Haris Azhar (kanan) menggelar konferensi pers terkait kasus kepemilikan lahan dengan PT Sentul City, di kediamannya di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Senin (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — PT Sentul City terus melakukan penataan lahan di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Dari aktivitas penataan lahan tersebut, sumber air bersih dari warga Kampung Gunung Batu Kidul di desa tersebut terganggu.

Hal itu disampaikan oleh Ketua RT 02 RW 11, Hazarul Azwar. Hingga Senin (4/10), ada lima alat berat atau backhoe milik PT Sentul City yang beroperasi melakukan penataan dan pengembangan lahan.

Azwar menyebutkan, aktivitas penataan lahan yang dilakukan Sentul City berada di kawasan dataran tinggi. Sehingga, hal itu menyebabkan sumber air bersih yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari terganggu.

“Akibat aktivitas alat berat itu, sumber air bersih warga terganggu. Karena posisi pemukiman warga ada di bawah dan lokasi pengembangan berada di atas, jadi akses air bersih warga sekitar terganggu,” kata Azwar melalui telepon selulernya, Selasa (5/10).

 

Azwar menyebutkan, di RT 02 sendiri ada 30 rumah lebih yang akses air bersihnya terganggu, akibat adanya aktivitas alat berat milik PT Sentul City di kawasan tersebut. Sementara untuk di wilayah lain dia belum mengetahui apakah terdampak atau tidak.

 

Oleh karena itu, dia melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Sentul City dan pemerintah desa. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari keduanya.

 

“Kami sudah komunikasi dengan pemerintah desa dan pihak Sentul City mengenai hal ini. Tapi sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak-pihak terkait mengenai aduan warga ini,” ucapnya.

 

Atas hal itu juga, masyarakat yang khawatir dan kesal mendatangi kantor Desa Bojong Koneng akhir pekan lalu. Azwar mengatakan, warga yang merupakan warga asli Desa Bojong Koneng meminta kepastian agar tempat tinggalnya tidak tergusur.

“Kades pernah meminta kepada warga untuk membuat batas kampung dulu, agar perkampungan warga sekitar tidak tergusur. Tapi kami tidak tahu ke depannya kampung warga akan tergusur apa tidak. Kami ingin kejelasan aja agar pribumi tidak tergusur dan was-was,” ucapnya.

 

Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Sentul City, David Rizar Nugroho, mengatakan, alat berat atau buldozer yang ada di Desa Bojong Koneng digunakan untuk melakukan penataan lahan, bukan digunakan untuk menggusur rumah asli warga desa. 

“Kami tegaskan bahwa kami tidak mem-buldozer rumah warga asli Bojong Koneng. Yang kami kejar adalah warga pendatang yang menguasai tanah garapan dari mafia tanah dan mereka mendirikan bangunan liar di atas tanah kami,” kata David akhir pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement