Senin 04 Oct 2021 10:01 WIB

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Mulai Dilaksanakan di Depok

PTM di Kota Depok berlangsung mulai 4 Oktober hingga 23 Desember 2021.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah siswa berbaris saat memasuki ruang kelas untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMPN 1 Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (4/10/2021).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah siswa berbaris saat memasuki ruang kelas untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMPN 1 Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (4/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas mulai dilaksanakan di sekolah-sekolah di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat pada Senin (4/10). Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok menyatakan, pemerintah kota (pemkot) memutuskan untuk melaksanakan PTM mulai 4 Oktober sampai 23 Desember 2021, setelah melakukan simulasi pada 28-29 September 2021.

Menurut Kepala Disdik Kota Depok, Wijayanto, sekolah yang melaksanakan PTM tetap harus memberikan opsi layanan belajar dari rumah (BDR) bagi siswa yang belum diizinkan orang tua mengikuti kegiatan belajar di sekolah. "Jadi, sekolah tetap menyediakan pembelajaran BDR bagi siswa yang tidak diizinkan mengikuti PTMT oleh orang tuanya," katanya, Senin.

Di Kota Depok, sambung dia, kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya dilakukan dua hari dalam sepekan, dengan durasi paling lama dua jam setiap hari. Jumlah peserta didik dalam setiap sesi kegiatan belajar mengajar juga dibatasi.

"Untuk pengaturan sesi kita bebaskan kepada setiap perangkat sekolah. Misalnya dibagi berdasarkan ganjil genap nomor absen atau dari absensi dibagi menjadi dua," kata Wijayanto.

Guna meminimalkan risiko penularan virus corona, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan tanpa jeda waktu istirahat. "Tidak ada waktu istirahat, peserta didik langsung pulang setelah pembelajaran selesai," kata Wijayanto.

Dia menuturkan, untuk sementara kegiatan olahraga, seni, dan ekstrakurikuler tidak dilakukan di lingkungan sekolah, tetapi dilaksanakan ecara daring. Tujuannya untuk menghindari kerumunan dan menekan risiko penularan Covid-19.

Wijayanto menekankan, setiap satuan pendidikan yang melaksanakan PTM harus memastikan protokol kesehatan dipatuhi dan dijalankan di lingkungan sekolah ."Kita berharap pelaksanaan PTMT dapat berjalan dengan baik dan setiap satuan pendidikan dapat menjalankan protokol kesehatan secara ketat sehingga tidak ditemukan klaster sekolah nantinya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement