Senin 04 Oct 2021 09:59 WIB

Cara Sayyidina Ali Menjaga Perasaan Nabi Muhammad

Perasaan Nabi Muhammad dijaga oleh Sayyidina Ali.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Cara Sayyidina Ali Menjaga Perasaan Nabi Muhammad. Foto:  Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Cara Sayyidina Ali Menjaga Perasaan Nabi Muhammad. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sahabat Nabi Muhammad SAW selalu menghormati dan menyayangi Rasulullah lebih dari dirinya. Mereka berusaha bagaimana agar Rasulullah tidak merasa terganggu dengan tindakannya sedikit pun.

Seperti yang dilakukan sahabat Ali yang juga merupakan keponakan Rasulullah SAW. Begitu menjaga perasaan Rasulullah dan tidak ingin mengganggunya. Padahal beliau sudah wafat dimakamkan di area masjid Nabawai Madinah

Baca Juga

"Ali karamallahu wajhahu hendak menyuruh seseorang untuk membuat pintu rumah. Ia berkata kepada tukangnya agar membuat pintu di luar kota, yakni di Baqi supaya suara bising nya membuat pintu tidak sampai kepada Rasulullah," tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al kandahlawi dalam kitabnya Fadilah Haji.

Alammah Qasthalani rah.a dalam kitab Mawahib menulis, kita harus beradab dengan Nabi SAW sama dengan ketika beliau masih hidup, karena Rasulullah SAW hidup dalam kuburnya. 

Dalam Alquran Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri mengingatkan hal ini secara khusus di dalam surat al-hujurat ayat 2.

"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu meninggikan suara melebihi dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, bagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain supaya tidak hapus pahala amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari."

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan, bahwa dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah suatu ketika terjadi perselisihan antara Abu Bakar dan Umar. Keduanya berbicara dengan kerasnya di hadapan Nabi.

"Karena peristiwa itu, ayat diatas diturunkan. Kalau Syaikhin saja ditegur seperti itu, apalagi kita," katanya.

Dalam banyak hadits disebutkan bahwa setelah turunnya ayat ini Umar ra berbicara di majelis Nabi dengan suara yang sangat pelan, sehingga terkadang tak terdengar. Atas keadaan ini Rasulullah menyuruhnya untuk mengulangi perkataannya itu. 

Abu Bakar berkata:

"Ya Rasulullah setelah ini aku akan berbicara dengan engkau seperti seseorang yang berbicara rahasia denganmu. Sahabat tersebit bin Qais adalah orang yang sangat keras suaranya. Ketika ayat ini turun, ia sangat bersedih. Ia berkata kepada dirinya.

"Kamu adalah ahli neraka. "Kemudian ia Iya tidak keluar dari rumahnya. Setelah beberapa hari, Rasulullah saya bertanya mengenai ketidakhadirannya. Setelah mengetahui permasalahan yang sama beliau menghiburnya bahwa ia adalah penduduk surga. 

"Oleh karena itu, orang yang biasa berbicara keras di sana, hendaknya merasa takut dan berhati-hati," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement