Senin 04 Oct 2021 08:03 WIB

Kreativitas Mahasiswa, Daun Blimbing Wuluh Jadi Antibakteri

Tim menemukan adanya zat flavonoid pada daun belimbing wuluh.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda
Salah satu tim Program Kreatifitas Mahasiswa-Riset (PKM-RE) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meneliti dan menciptakan antibakterial yang untuk daging ayam. 
Foto: dok. Humas UMM
Salah satu tim Program Kreatifitas Mahasiswa-Riset (PKM-RE) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meneliti dan menciptakan antibakterial yang untuk daging ayam. 

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Salah satu tim Program Kreatifitas Mahasiswa-Riset (PKM-RE) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meneliti dan menciptakan antibakterial yang cukup ampuh untuk daging ayam. PKM dengan judul “Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Sebagi Antibakteri Terhadap Salmonella Typhi Pada Daging Ayam” ini telah lolos tahap pendanaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti).

Ketua tim, Hanifa Adani, menjelaskan, ide tersebut muncul dari kegiatannya membaca jurnal-jurnal sebelumnya yang meneliti tentang antibakteri. Sebagian besar ayam yang ada di pasar dan rumah potong masih mengandung zat Salmonella. Padahal zat tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi. 

"Kedua hal tersebut akhirnya menggerakkan tim dalam melaksanakan PKM yang berbasis riset," ucap Hanifa dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Selama proses riset penelitian, tim menemukan adanya zat flavonoid pada daun belimbing wuluh. Zat ini ternyata memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan pada kandungan makanan dan mencegah berkembangnya zat buruk salmonella pada daging ayam. Hal tersebut yang membuat tim menjadikan daun belimbing wuluh sebagai sumber antibakteri.

Proses pembuatan antibakteri sendiri memakan waktu tiga hingga empat pekan. Pembuatannya harus melalui proses ekstrasi seperti daun belimbing wuluh dipotong-potong, dikeringkan, kemudian dihancurkan hingga halus. Setelah itu, ditambahkan pelarut dan diuapkan hingga mendapat ekstrak kental. Ekstrak kental itulah yang bisa digunakan menjadi antibakteri. 

“Kita cukup memasukkan daging ayam dan merendamnya bersama dengan antibakteri tersebut,” ungkapnya.

Baca juga : Manfaat Besar Turunkan Berat Badan Bila Obesitas

Menurut Hanifa, penelitian ini telah dilangsungkan sejak Mei hingga Juli lalu. Meskipun penelitian sempat terkendala PPKM, kelompok mencari alternatif dengan melakukan pertemuan secara daring. Akhir dari projek PKM ini antara lain submit jurnal dan mematenkannya di Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

Mahasiswa kelahiran Tulungagung ini berharap hasil dari riset dan penelitian tim bisa memberikan wawasan baru bagi masyarakat. Selain itu, bisa menjadi produk untuk menjaga kandungan daging ayam serta dapat dipasarkan secara komersil. “Agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh orang lain,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement