Ahad 03 Oct 2021 22:18 WIB

Jumlah Peserta Meningkat, FSB 2022 Tahun Ini Digelar Daring

Anak-anak Indonesia menunjukkan kemampuan yang baik meski status mereka masih pelajar

Peluncuran Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022
Foto: dokpri
Peluncuran Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 "Pulihkan Negeri Dengan Prestasi", Sabtu (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022, yang merupakan pagelaran akbar sains dan budaya yang mempertemukan dua program besar tahunan yaitu Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI) kembali digelar. Pagelaran yang digelar lembaga pendidikan Eduversal ini bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

"Alhamdulillah, semakin tahun jumlah peserta FSB makin meningkat. Ini menunjukkan antusiasme siswa yang sangat baik pada kompetisi ini," kata Direktur Eduversal, Dwi Prajitno Wibowo, dalam peluncuran Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 "Pulihkan Negeri Dengan Prestasi", dalam siaran pers, Ahad (3/10).

Dikatakannya, pada tahun 2020 peserta FSB berjumlah 592 siswa, kemudian meningkat menjadi 1.353 peserta pada tahun 2021. Ini tentu lonjakan yang luar biasa di masa pandemi dan menunjukkan siswa siswi pantang menyerah berprestasi di tengah masa sulit.

"FSB ini justru meningkatkan imunitas karena membawa nilai-nilai dan pola pikir positif dalam keseharian kita. Selain itu, acara Grand Launching ini juga bertepatan dengan Hari Batik Nasional, maknanya FSB memiliki semangat yang sama untuk menghargai karya bangsa. Karena batik adalah sebuah prestasi yang membutuhkan proses, ketekunan dan apresiasi," ujar Dwi.

ISPO tahun ini akan memperlombakan enam kategori yaitu: Lingkungan, Teknologi dan Robotika, Komputer, Fisika, Biologi, dan Kimia, sedangkan OSEBI memperlombakan 6 kategori yaitu: Menyanyi Solo, Penampilan Puisi, Tari Kreasi Nusantara, dan Menulis Cerpen, Menulis Esai, dan Menulis Puisi.

Penggabungan dua program besar ini menjadi langkah konkrit Panitia FSB untuk memulihkan kembali kualitas sumber daya manusia Indonesia yang tidak saja maju dan berdaulat serta mempunyai daya kritis, inovatif, kreatif. Namun juga mempunyai sopan, santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan identitas bangsa. Generasi muda bangsa yang semacam inilah yang akan mampu memulihkan keadaan bangsa dengan berbagai prestasi, terlebih di masa-masa pandemi atau krisis yang berat. Generasi yang menatap masa depan cerah tanpa tercerabut dari akar budayanya.

"Karena itu, melalui ISPO dan OSEBI anak-anak didik kita didorong untuk dapat seimbang antara karakter dan kreativitas yang melahirkan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi umat manusia khususnya masyarakat Indonesia. Keseimbangan ini dapat memberikan kekuatan bagi bangsa untuk menghadapi tantangan di masa depan," kata Koordinator FSB 2022, Dzikri Ramadhan.

Dijelaskannya, antusiasme peserta tetap tinggi di masa pandemi karena pemenang ISPO dan OSEBi akan dikirimkan untuk bersaing di ajang internasional.

"Mereka nanti akan dikirim untuk kembali bertanding di Genius Sains Project Olympiad di Amerika Serikat atau ke Mostratech di Brazil. Para pelajar ini juga bisa menjajal kebolehannya di INEPO yang digelar di Belanda. Selain itu juga ada ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) dan Hong Kong Student Science Project Competition (HKSSPC)," ujar Presiden Indonesia Science Project Olympiad (ISPO), Prof Riri Fitri Sari.

Prof Riri menambahkan bahwa dalam ajang ISPO selama ini anak-anak Indonesia menunjukkan kemampuan yang baik meski status mereka masih pelajar. Hal ini terlihat dari siklus metodologi penelitian yang baik, juga presentasi yang dilakukan.

"Mereka tampil seperti layaknya mahasiswa S3, sudah menguasai semua riset dan metodologi. Mereka juga memiliki ide orisinil untuk diperlihatkan dan mendapatkan sumber belajar baik dari tinjauan literature dan internet. Meskipun kini ada keterbatasan penjurian karena daring tapi kami yakin mereka akan tetap tampil baik," ujarnya.

Presiden Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (Osebi), Liliana Muliastuti juga mengapreasiasi kegiatan Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 yang digelar secara daring. Meski ada tantangan dari sisi penjurian namun setelah dua tahun diterpa pandemi, masalah itu sudah tidak lagi menjadi persoalan.

"Alhamdulillah, kami sudah adaptasi hal ini. Karena dalam penjurian secara daring ini kadang masalah internet atau teknologi bagi anak-anak kita di daerah sehingga harusnya tampil maksimal jadi kelihatan kurang. Tapi itu semua sudah kami atasi, ada standar tertentu yang kami lakukan agar tidak bias penilaiannya," katanya.

Dia juga memberikan sambutan positif atas langkah Eduversal yang memfasilitasi para juara Osebi sebelumnya sehingga berprestasi di ajang internasional. Bernadeta Salwa Nirina Kaylasari, siswi SMAN 2 Madiun juara Osebi 2021 berkompetisi di ajang International Festival Language and Culture (IFLC) di Jerman dan menjadi juara pertama.

"Ini tentunya menjadi dorongan bagi siswa lain, anak didik kita untuk berprestasi, karena juara ISPO juga banyak yang menang di kompetisi internasional dan mengharumkan nama bangsa," katanya.

Sementara itu, para pemenang kompetisi internasional dalam Festival Sains dan Budaya (FSB) sebelumnya yakni Bernadeta Salwa Nirina Kaylasari (SMAN 2 Madiun), Indra Faizatun Nisa-Novilla Dwi Chandra (MAN 1 Kudus) dan M Fathurrahman (SMAN 1 Tarakan) memberikan motivasi kepada teman-teman lainnya di seluruh Indonesia untuk tidak ragu-ragu untuk ikut dalam ajang kompetisi ini. Menurutnya, kunci keberhasilan dari yang mereka alami selain tekun belajar dan berlatih, juga fokus pada tujuan.

"Kita harus fokus pada tujuan kita meski ada kesibukan lainnya tapi jangan biarkan mengganggu hal itu. Misalnya dalam hal penyelesaian proyek riset," ujar Fathurahman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement