Ahad 03 Oct 2021 13:20 WIB

Kapten Basket Perempuan Afghanistan Bertanding di Spanyol

Kapten tim bola basket kursi roda perempuan Afghanistan debut untuk tim Spanyol

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Para wanita Afghanistan memegang plakat bertuliskan di Pashto Kami Ingin Gencatan Senjata Permanen selama unjuk rasa untuk menuntut perdamaian saat otoritas Afghanistan dan Taliban sedang membahas pakta perdamaian di Doha, di Jalalabad, Afghanistan, 16 September 2020. Hampir 19 tahun setelah jatuhnya Taliban rezim dan invasi Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan dan pemberontak pada 12 September, memulai negosiasi perdamaian di Doha. Berbeda dengan tim Taliban, kelompok negosiasi beranggotakan 21 orang yang dikirim oleh Kabul termasuk empat wanita, yang - antara lain - akan berupaya untuk menjaga kemajuan hak-hak wanita sejak jatuhnya rezim Taliban yang telah mencegah anak perempuan pergi ke sekolah dan dikurung. wanita ke rumah mereka.
Foto: EPA-EFE/GHULAMULLAH HABIBI
Para wanita Afghanistan memegang plakat bertuliskan di Pashto Kami Ingin Gencatan Senjata Permanen selama unjuk rasa untuk menuntut perdamaian saat otoritas Afghanistan dan Taliban sedang membahas pakta perdamaian di Doha, di Jalalabad, Afghanistan, 16 September 2020. Hampir 19 tahun setelah jatuhnya Taliban rezim dan invasi Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan dan pemberontak pada 12 September, memulai negosiasi perdamaian di Doha. Berbeda dengan tim Taliban, kelompok negosiasi beranggotakan 21 orang yang dikirim oleh Kabul termasuk empat wanita, yang - antara lain - akan berupaya untuk menjaga kemajuan hak-hak wanita sejak jatuhnya rezim Taliban yang telah mencegah anak perempuan pergi ke sekolah dan dikurung. wanita ke rumah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, BILBAO -- Kapten tim bola basket kursi roda perempuan Afghanistan, Nilofar Bayat, melakukan debutnya untuk tim Spanyol pada Sabtu (2/10). Dia menerima sorak-sorai dan tepuk tangan kembali di lapangan usai lebih dari sebulan melarikan diri dari Kabul, Afghanistan, ketika Taliban mulai berkuasa.

Perempuan berusia 28 tahun dan suaminya Ramesh Naik Zai ditawari kesempatan bermain untuk Bidaideak Bilbao BSR, tim bola basket kursi roda di kota utara Bilbao, Spanyol. Mereka tiba di Madrid dari Kabul pada 20 Agustus dengan penerbangan bersama 100 pengungsi lainnya berkat upaya pemerintah Spanyol dan Federasi Bola Basket Spanyol.

Baca Juga

Bayat turun ke lapangan dengan tepuk tangan meriah dari penonton. Setelah itu, dia dan suaminya dihadiahi bunga sebagai tanda penghormatan.

"Saya tidak pernah memiliki kebaikan dan rasa hormat sebanyak ini. Ketika saya melihat betapa ramahnya mereka, saya merasa di sini bisa menjadi rumah kedua saya, saya bisa sangat bahagia di sini," kata Bayat usai pertandingan.

Kesempatan ini adalah pertama kalinya Bayat bermain di tim campuran. Dia menjadi satu-satunya perempuan yang bermain untuk Bidaideak Bilbao BSR dalam pertandingan persahabatan tim melawan Fundacion Vital Zuzenak.

"Itu sangat baru bagi saya, di Afghanistan tidak seperti ini. Tim sangat terpisah dan kami tidak bermain bersama, tapi itu sangat menyenangkan," kata Bayat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement