Sabtu 02 Oct 2021 13:06 WIB

Mayoritas Eksportir Berasal dari UMKM, tapi Nilainya Kecil

Biaya logistik perkapalan dan ketersediaan kontainer menjadi kendala tersendiri.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Mendag Muhammad Lutfi.
Foto: Republika/Prayogi
Mendag Muhammad Lutfi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, pelaku ekspor Indonesia sejauh ini didominasi oleh para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Meski mendominasi, porsi nilai ekspor yang disumbang oleh UMKM relatif kecil.

Dia memaparkan, dari jumlah 15 ribu eksportir Indonesia saat ini, sekitar 85 persen masuk kategori pelaku UMKM. "Tapi, nilai penjualannya tidak lebih dari 5 persen terhadap total ekspor. Ini yang mesti diubah," kata Lutfi dalam webinar, dikutip Republika.co.id, Sabtu (2/10).

Lutfi menyampaikan, saat ini, merupakan momentum untuk meningkatkan penjualan bagi UMKM. Sebab, di tengah perang dagang Amerika Serikat-China yang berkepanjangan, Indonesia mendapatkan permintaan yang tinggi sebagai alternatif pasar.

Sayangnya, di saat yang bersamaan, biaya logistik perkapalan dan ketersediaan kontainer tengah langka. Hal itu menyulitkan para UMKM bahkan berpotensi menghilangkan pasar yang semestinya bisa diperoleh.

Lutfi mengatakan, sejauh ini, pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah melakukan terobosan untuk mendapatkan pasokan kontainer. "Industri furnitur kita dapat komitmen baru 800-1.000 kontainer per bulan. Lalu untuk ekspor produk makanan minuman ada komitmen 3.500-3.800 per bulan. Ini terobosan kita karena Indonesia kebanjiran order," ujar dia.

Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid, menambahkan, pengusaha bersama pemerintah harus membuat pondasi ekonomi UMKM yang lebih kokoh. Itu agar nilai penjualan ekspor bisa ditambah sehingga kontribusi terhadap total nilai ekspor bisa meningkat.

Menurut Arsjad, salah satu kunci bagi UMKM saat ini untuk dapat meningkatkan nilai pasar dengan memanfaatkan digitalisasi. Sebab, lewat ekosistem digital, pasar bagi UMKM akan lebih terbuka lebar serta pengelolaan bisnis menjadi lebih terarah.

"Kita harus bersama-sama memastikan UMKM kita bisa terus meningkatkan ekspornya," ujar Arsjad.

Sebagai informasi, data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang Agustus 2021 mencapai 21,42 miliar dolar AS. Nilai ekspor tersebut merupakan rekor baru bagi Indonesia karena terakhir nilai tertinggi ekspor terjadi pada Agustus 2011 sebesar 18,6 miliar dolar AS.

Adapun kumulatif nilai ekspor Januari-Agustus 2021 tercatat mencapai 142 miliar dolar AS. Angka itu naik 37,7 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 103 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement