Jumat 01 Oct 2021 13:58 WIB

SMA 6 Jakarta Sediakan Ruang Isolasi Khusus Saat PTM Digelar

Ruangan khusus itu diperuntukkan bagi siswa yang mengalami gejala kurang sehat.

Suasana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) - ilustrasi
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) 6 Jakarta menyediakan ruangan isolasi khusus bagi siswa yang mengalami gejala suhu di atas 37 derajat celsius saat pembelajaran tatap muka terbatas. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Sarana dan Prasarana SMA 6 Jakarta Unro, mengatakan ruangan khusus itu diperuntukkan bagi siswa yang mengalami gejala kurang sehat agar tidak menular dan mengganggu jalannya belajar mengajar.

"Kalo ruang UKS sudah ada, cuma sekarang itu, ruang khusus untuk memfasilitasi anak yang suhunya di atas rata-rata. Kita transit (tempatkan) dulu di situ," kata Unro saat ditemui di SMA 6 Jakarta, Jumat (1/10). 

Baca Juga

Unro mengatakan SMA 6 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang menjalankan PTM terbatas tahap kedua. "Sejauh ini belum ada kendala dan jangan sampai adalah di situ," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan seperti thermo gun dan penyediaan tempat cuci tangan. Unro mengatakan, pihaknya menyiapkan empat thermo gun standing yang berada di depan pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh dan mengurangi kerumunan. 

Sejumlah perwakilan komite orang tua siswa juga dilibatkan dalam pengawasan protokol kesehatan di depan pintu masuk sekolah. Mereka mengawasi setiap orang yang masuk ke dalam lingkungan sekolah. "Dari komite orang tua ada yang mengawasi yang resminya itu ditugaskan ada dua orang ditugaskan. Kami batasi juga biar supaya tidak berkerumun," kata Unro.

Baca juga : NU Dukung PTM Terbatas dengan Prokes Ketat

Menurut Unro, setiap PTM aktivitas di dalam kelas hanya diisi maksimal 18 orang siawa atau 50 persen dari total siswa. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi adanya kerumunan yang berpotensi melanggar dan menimbulkan penyebaran virus di sekolah.

"Yang masuk hari ini kelas X, itu jumlahnya 146 siswa dari 322 total siswa kelas. Jadi tidak nyampe 50 persen, karena memang ada beberapa siswa yang tidak diizinkan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement