Sabtu 02 Oct 2021 03:29 WIB

Studi Ungkap 2 Juta Remaja AS Pakai Vape, CDC Bunyikan Alarm

CDC mengingatkan vape mengandung nikotin, tetap berbahaya bagi kesehatan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape).
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membunyikan alarm tentang penggunaan rokok elektronik pada remaja. Peringatan itu muncul setelah hasil studinya memperlihatkan bahwa remaja yang telah menggunakan rokok elektronik aneka rasa jumlahnya telah mencapai dua juta.

Studi yang dilakukan CDC bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) itu juga menemukan lebih dari 80 persen siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) menggunakan rokok elektronik berperasa pada 2021. Sejak 2014, rokok elektronik paling sering digunakan di kalangan remaja AS.

Baca Juga

Dari siswa yang disurvei, 43,6 persen siswa SMA dan 17,2 persen siswa SMP telah menggunakan rokok elektronik dalam sebulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 27,6 persen siswa SMA dan 8,3 persen siswa SMP mengaku menggunakannya sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement