Jumat 01 Oct 2021 12:28 WIB

Kemenkeu: PMI Manufaktur Indonesia Ekspansif ke Level 52,2

Angka PMI manufaktur akan mengonfirmasi hitungan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (8/8/2021). Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mencatat indeks manajer pembelian atau PMI Manufaktur Indonesia berada posisi 52,2 pada September 2021.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (8/8/2021). Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mencatat indeks manajer pembelian atau PMI Manufaktur Indonesia berada posisi 52,2 pada September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mencatat indeks manajer pembelian atau PMI Manufaktur Indonesia berada posisi 52,2 pada September 2021. Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan indeks manufaktur Indonesia menguat dari sebelumnya 43,7 pada Agustus 2021.

“PMI manufaktur Indonesia Agustus 2021 masih 43,7, membaik dari Juli 2021, tapi hari ini berdasarkan data Agustus 2021 sudah naik ke 52,2. Artinya sudah kembali ekspansi dengan sangat kuat,” ujarnya saat webinar bertajuk Arah Pemulihan Ekonomi 2021 dan Isu Fiskal Terkini, Jumat (1/10).

Menurutnya kenaikan angka PMI manufaktur akan mengonfirmasi hitungan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021. Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi kuarta III 2021 berada rentang empat persen sampai lima persen, sehingga secara keseluruhan 2021 akan berada di antara 3,7 persen sampai 4,5 persen.

Dia juga mengungkapkan perekonomian Indonesia menunjukkan tren pemulihan sejak Agustus 2021, setelah sempat tertekan akibat penyebaran Covid-19 varian delta. “Perbaikan PMI manufaktur salah satunya disebabkan oleh pelonggaran restriksi di tengah penurunan kasus Covid-19 yang memungkinkan sektor manufaktur kembali tumbuh pada September 2021, setelah terkontraksi cukup dalam pada Juli yakni 40,1,” ucapnya.

Selain itu, Febrio memperkirakan konsumsi masyarakat juga membaik dan memang sudah terlihat tanda-tandanya antara lain dari indeks keyakinan konsumen (IKK) dan indeks penjualan ritel (IPR).

"Konsumsi juga akan membaik, itu sudah kita lihat tanda-tandanya," ucapnya.

Angka PMI di atas 50 menandakan sektor manufaktur dalam tahap ekspansif. Berdasarkan catatan PMI Manufaktur September 2021 membuat Indonesia kembali masuk ke tahap ekspansif.

Berikut catatan PMI Manufaktur Indonesia sepanjang tahun ini:

Januari sebesar 52,2

Februari sebesar 50,9

Maret sebesar 53,2

April sebesar 54,6

Mei sebesar 55,3

Juni sebesar 53,5

Juli sebesar 40,1 (keluar dari tahap ekspansif)

Agustus sebesar 43,7

September sebesar 52,2 (kembali masuk tahap ekspansif)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement