Jumat 01 Oct 2021 09:57 WIB

Penggunaan Bitcoin di El Salvador Tersandung Gagap Teknologi

El Salvador ialah negara pertama di dunia yang jadikan bitcoin alat pembayaran sah.

Seorang pria berpose di depan anjungan tunai Chivo, aplikasi dompet digital yang disediakan pemerintah El Savador untuk bertransaksi dengan bitcoin.
Foto: EPA
Seorang pria berpose di depan anjungan tunai Chivo, aplikasi dompet digital yang disediakan pemerintah El Savador untuk bertransaksi dengan bitcoin.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR -- Penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di El Salvador belum menyentuh rakyat kecil yang "gagap teknologi" di negara Amerika Tengah itu. Bertila Garcia, pemilik warung di sudut kota San Salvador, mengaku tak pernah menerima bayaran nontunai selama puluhan tahun berdagang.

"Saya tidak paham, tidak paham sama sekali," kata Garcia tentang bitcoin.

Baca Juga

Garcia mengatakan, belum ada pembeli yang membayar dengan bitcoin sejak mata uang kripto itu mulai digunakan pada 7 September. Kalaupun mau menerima uang kripto itu, persoalannya adalah Garcia tak mempunyai ponsel cerdas.

Garcia juga tak mengerti cara mengunduh dan menggunakan Chivo, aplikasi dompet digital yang disediakan pemerintah untuk bertransaksi dengan bitcoin. El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

Presiden Nayib Bukele mengatakan, penggunaan bitcoin bisa menghemat sekitar 400 juta dolar AS (Rp 5,7 triliun) per tahun dari biaya pengiriman uang oleh para migran El Salvador di luar negeri. Menurutnya, penggunaan bitcoin juga akan meningkatkan akses ke layanan keuangan bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank.

Bukele mengklaim, sejauh ini, sekitar seperempat dari 6,4 juta penduduk El Salvador menggunakan Chivo. Presiden muda yang paham teknologi itu mengungkapkannya di Twitter pada 20 September.

 

 

 

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement