Jumat 01 Oct 2021 05:23 WIB

Panitia Perlu Tindak Tegas Pelanggar Prokes PON Papua

Satgas Covid-19 sejatinya memberikan imbauan prokes kepada semua pihak

Rep: muhammad ikhwanuddin/ Red: Hiru Muhammad
BNPB dan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional kali ini memberikan pembekalan kepada 108 relawan di Kabupaten Merauke jelang PON XX Papua. Peningkatan kapasitas relawan ini untuk mendukung penguatan protokol kesehatan (prokes) selama pesta olahraga di tengah pandemi Covid-19.
Foto: istimewa
BNPB dan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional kali ini memberikan pembekalan kepada 108 relawan di Kabupaten Merauke jelang PON XX Papua. Peningkatan kapasitas relawan ini untuk mendukung penguatan protokol kesehatan (prokes) selama pesta olahraga di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pelanggaran protokol kesehatan dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua harus menjadi fokus banyak pihak, termasuk panitia. Hal ini menyusul pengawasan di lapangan yang dinilai belum optimal. 

Satgas Covid-19 sejatinya memberi imbauan dalam bentuk protokol kesehatan di dalam venue PON Papua kepada seluruh pihak. Ada sembilan poin penting seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi bicara dan kontak fisik, duduk di zona yang ditentukan, menghindari berteriak selama pertandingan, tidak makan di dalam arena, membaca informasi tentang protokol kesehatan, mengisolasi diri jika mengalami gangguan kesehatan, dan meninggalkan arena saat laga usai. 

Namun dalam laporan laman resmi PON Papua, dilaporkan sekelompok suporter kontingen Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara memadati tribun lapangan Universitas Cendrawasih Mahacandra, Waena, Kota Jayapura.

"Sekelompok suporter yang menjagokan tim Sulawesi Selatan memadati tribun penonton dilengkapi dengan berbagai macam atribut yang didominasi warna merah sambil tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel diiringi tabuhan drum," demikian bunyi laporan itu pada Kamis (30/9). 

 

Hal ini dinilai perlu menjadi perhatian lebih panitia mengingat masa pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir. Selain itu, sudah jelas dikatakan bahwa penonton yang hadir di venue wajib menerapkan protokol kesehatan. 

"Sayangnya, panitia kurang mengambil tindakan tegas bagi para penonton yang terlihat tak mengenakan masker ketika berada di tribun yang dipadati penonton," lanjut bunyi laporan tersebut. 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali sempat berpesan pada panitia untuk mengedepankan protokol kesehatan demi mencegah klaster penyebaran Covid-19 saat PON berlangsung, khususnya di dalam arena. 

Karena itu, ia mengatakan pembukaan PON Papua yang akan dilaksanakan pada 2 Oktober mendatang untuk tidak digelar secara besar-besaran. Meski demikian, ia menjamin seremoni bakal dilaksanakan tanpa mengurangi kekhidmatan acara. 

"Penonton PON hany boleh dihadiri maksimal 25 persen, sudah termasuk atlet, ofisial, dan tenaga pendukung lainnya. Dan masyarakat yang ingin menonton wajib mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19," kata Zainudin dalam konferensi pers virtual, belum lama ini. 

Pernyataan Zainudin salah satunya dibuktikan oleh awak media yang hendak meliput acara pembukaan PON di stadion Lukas Enembe, Jayapura. Pewarta harus mendapatkan izin khusus untuk masuk ke dalam stadion selain izin meliput PON secara keseluruhan. Hal ini dilakukan demi mengurangi kerumunan yang mungkin terjadi di lingkungan wartawan yang berada di lokasi acara. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement