Kamis 30 Sep 2021 14:18 WIB

Orang Munafik Ingin Menipu Allah Swt

Kaum munafik telah menipu Allah dengan menipu Rasul-Nya

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Surah An-Nisa Ayat 142 dijelaskan bahwa orang munafik ingin menipu Allah SWT. Namun bagaimana bisa mereka melakukannya, justru mereka sendiri yang tertipu akibat perbuatannya.

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (QS An-Nisa: 142)

Ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan, Allah menjelaskan sikap orang-orang munafik yang selalu membantu tipu daya untuk menghalang-halangi berkembangnya agama Islam.

Mereka juga menipu Rasulullah SAW dengan jalan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Kaum munafik telah menipu Allah dengan menipu Rasul-Nya, karena menipu Rasul itu disamakan dengan menipu Allah.

Perbuatan mereka menipu Allah dan Rasul-Nya itu adalah perbuatan sesat. Allah Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka. Oleh sebab itu Allah membalas tipuan mereka seperti yang diterangkan dalam firman-Nya: Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya (QS Ali 'Imran: 54).

Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (QS Al-Baqarah: 17).

Tipu daya mereka tidak akan berhasil dan mereka tidak akan mendapat manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah karena sifat-sifat kemunafikannya yang bersemi di dalam dada mereka. Apabila mereka mendirikan sholat, mereka bermalas-malas karena tidak mempunyai keinginan untuk melakukannya, mereka tidak meyakini adanya pahala di akhirat dan tidak merasa takut akan ancaman Allah di hari kemudian.

Hal ini disebabkan karena hatinya kosong dari iman yang benar. Mereka ikut melakukan sholat hanyalah agar dikatakan Muslim. Sedangkan apabila mereka tidak lagi berada dilingkungan kaum Muslimin, mereka tidak lagi melakukannya.

Pantaslah apabila mereka berlaku demikian karena mereka sebenarnya bersifat ria, ingin agar mereka dianggap Mukmin. Mereka tidak melakukan sholat terkecuali dalam waktu-waktu tertentu saja, yaitu pada saat-saat mereka berada di hadapan umat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement