Kamis 30 Sep 2021 08:53 WIB

Kiri-Kiri Dalam-Kiri Luar: Terminologi Politik Orla

Kisah jejak pertarungan agama, nasionalis, dan komunis di zaman Orde Lama (Orla)

Buku Indoktrinasi azaran Nasakom pada tahin 1960-an.
Foto: istimewa
Buku Indoktrinasi azaran Nasakom pada tahin 1960-an.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Terminologi politik Zaman Orla ada tiga:

1. Soska (sosialis kanan), idiologi sosialis, tapi tidak anti-agama.

2. Nasasos dengan terma politik yang muncul 1960-an, tawaran alternatif Nasakom.

3. Nasakom jiwaku, ide nasakom tidak dijelmakan fisik, di jiwa saja. Gagasan ini tak disambut karena lebih bahaya.

PKI menyebut komunis sebagai sosialis kiri radikal.  Maka diejeklah lawan-lawannya sebagai link radicalismus, radikal yang kekanak-kanakan. 

PSI, Partai Sosialis Indonesia, yang juga klaim diri sebagai sosialis dijuluki soska alias sosialis kanan. Umpama bangunan tim sepak bola, PKI itu kiri dalam, sosialis di luar, kiri luar. 

Saat Bung Karno ciptakan nasakom tahun 1960, ada pihak yg keberatan dan tawarkan nasasos, nasionalis, agama dalam sosialis. 

Kemudian, gerakan "new left" (kiri baru), mulai muncul dan populer pada 1970-an. Gerakan ini hadir hampir berbarengan dengan teologi pembebasan. Keduanya muncul di Amerika Selatan.

Tetapi malah Prancis yang jadi tempat berguru "new left". Michel Aflak yang mendirikan partai Ba'ath di Iraq dan Suriah adalah seorang Christian new leftist.

Saat saya aktivis HMI 1970-an, saya mengerti kalau paham ini punya penggemar di Indonesia. Tak tahu sekarang. Daya tarik pahaman ini lebih pada metodogi bahasan yang rada-rada intelek. Perkara konten atau isi belakangan. '"New leftis" menjadi sangat sekularistik kalau meninjau problema sosial politik. Walau mereka bukan agnostik yang abaikan Tuhan.

Baca juga : Karena Ras dan Agamanya, Wali Kota London Dikawal 15 Polisi

Diskursus kiri, kiri dalam, dan kiri luar mereda, tetapi tiba-tiba mulai 1969 tema diskursus bergeser ke Islam. Pemahaman Islam harus dibaharukan. Masuk dasawarsa 1980-an, Islam disuruh liberalkan. Pas masuk abad 21 Islam mau dinusantarakan. Seandainya saja pihak pengusung ide tahu arti kata nusantara, tentu mereka kaget. Nusantara bahasa Armen, artinya favorit. 

Saya ingat, pada tahun 1950-an muncul agama buatan "menungso" yang disebut Hakekok, pelesetan dari haqiqah. Dari sisi methode denken/berpikir Hakekok dan paham-paham yang muncul di zaman baru, sama saja: mereka kesulitan menguasai methode denken!

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement