Kamis 30 Sep 2021 06:27 WIB

Siti Nadia: Penutupan Sekolah Turunkan Kualitas Pendidikan

Kemungkinan pendapatan di masa depan akan jauh lebih rendah dari saat ini.

Siti Nadia: Penutupan Sekolah Turunkan Kualitas Pendidikan. Orang tua siswa menjemput anaknya usai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SD Negeri Karang Mekar 5, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (20/9/2021). Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk semua jenjang pendidikan yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah mendapat izin atau rekomendasi dari Satgas COVID-19 Banjarmasin serta mempertimbangkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri dengan penerapan disiplin protokol kesehatan yang ketat.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Siti Nadia: Penutupan Sekolah Turunkan Kualitas Pendidikan. Orang tua siswa menjemput anaknya usai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SD Negeri Karang Mekar 5, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (20/9/2021). Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk semua jenjang pendidikan yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah mendapat izin atau rekomendasi dari Satgas COVID-19 Banjarmasin serta mempertimbangkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri dengan penerapan disiplin protokol kesehatan yang ketat.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, berdasarkan studi Bank Dunia, penutupan sekolah di tengah pandemi Covid-19 menurunkan sistem kualitas pendidikan di banyak negara.

"Studi Bank Dunia terbaru menunjukkan dampak yang lebih besar terhadap siswa jika sekolah terus ditutup antara lain pada skor PISA atau sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengevaluasi sistem pendidikan di 70 negara di seluruh dunia, memperlihatkan terjadinya penurunan  sistem kualitas pendidikan. Selain itu, studi ini mendapatkan hasil pencapaian years of schooling juga terlihat menurun," kata Nadia dalam Siaran Pers PPKM virtual di Jakarta, Rabu (29/9).

Baca Juga

Selain itu, diperkirakan bila sekolah terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh maka kemungkinan pendapatan di masa depan akan jauh lebih rendah dari kondisi saat ini. Ia mengatakan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, sekolah harus memastikan telah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik di lingkungan sekolah.

Sekolah juga sudah harus mendapatkan izin pembukaan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka harus dilakukan atas izin orang tua siswa, yang berarti orang tua juga harus terlibat aktif dalam menyiapkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.

"Kembalinya anak-anak ke sekolah perlu kita lindungi agar tidak tertular Covid-19," ujar Nadia.

Selain dengan menjalankan protokol kesehatan yang tepat, cakupan vaksinasi yang tinggi pada dewasa atau sasaran lainnya juga akan memberikan perlindungan kepada anak-anak. Pemerintah Indonesia juga melakukan surveilans untuk bisa mengevaluasi pelaksanaan dari pembelajaran tatap muka.

Hasil evaluasi itu akan digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan atau menunda sebuah pembelajaran tatap muka. Itu menjadi bagian dari kewaspadaan pemerintah.

Kepala daerah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan strategi surveilans Covid-19 yang terstandar untuk evaluasi pembelajaran tatap muka. Nadia menuturkan peran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di daerah juga perlu diaktifkan termasuk untuk pelaksanaan surveilans sekolah tersebut. Menurut dia, strategi surveilans harus dilakukan bersama-sama dengan pengujian Covid-19 tinggi bagi orang yang bergejala dan pelacakan kontak erat di lingkungan satuan pendidikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement